29 Des 2011

ZINE of Islamic Underground movement: Revolt N Rise a.k.a RNR

Kadang cara penyampaian orang tidak sama. Termasuk dalam hal dakwah Islam. Ada orang yang senang menyapa "akhi", tapi ada yang juga yang senang dengan memanggil "bro". Bukan masalah, sebenarnya. Ya! karena orang ada yang berkarakter 'keras', ada yang santai saja. Tidak perlu sama!

Di masa awal kedatangan Islam pun terlihat ada perbedaan karakter yang masing-masing sahabat rasul Saw. kalian pasti tahu dengan Ummar bin Khattab ra., mantan preman yang pedangnya dikisahkan hingga 60 Kg, namun kalian pun tahu dengan 'ali ra. yang pemalu.

Dengan fakta berbedanya karakter masing-masing hamilud dakwah, serta berbedanya mad'u kita, adalah sebuah kewajaran--dan tidak perlu untuk diperdebatkan--jika ada perbedaan uslub dakwah. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah satunya thariqah yang dipegang oleh da'i yang ber-uslub berbeda itu.

RNR #1
RNR #2
RNR #3
RNR #4
RNR #5
RNR #6
RNR #7
RNR #8
read more

20 Okt 2011

Hontou ni Sumimasen! ほんとうに すみません。 افون جدّ

Agar kita mau dan mampu menulis, kita perlu banyak membaca. Membaca apapun! Karena gelas yang senantiasa dikucuri oleh air juga akan dengan senang hati menumpahkan luberan air yang tiada habisnya. Berkebalikan dengannya, gelas yang tidak diisi apapun tidak akan membagi isinya. Bagaimana hendak membagi sedang berisi pun dia tidak!

Adalah manusia di sekeliling kita (maksudnya terutama saya) seringkali berusaha berbagi tentang banyak hal dalam hidup. Mulai dari urusan konsep kepercayaan, hingga konsep tentang banyak hal dalam kehidupan, namun dari berjuta niat dan keinginan itu, seringkali kita terhenti saat akan berbagi. Bukan karena tak bernyali, tapi karena bingung apa yang harus dibagi?!

Keluasan isi kepala memang bukan satu-satunya syarat untuk kita mampu berbagi, namun kedalaman makna dan khidmatnya ilmu tentu akan terasa berbeda. Tanpa ditanya pendapatnya pun saya yakin semesta akan mengangguk sebagai tanda afirmasinya.

Kalian mengerti yang saya maksudkan? Ya! Beribu maaf saya ucapkan jika apa yang kalian baca tidak sedalam dan semencerahkan apa yang kalian inginkan. Semoga kebaikan dan kebenaran akan senantiasa kalian dapatkan di tulisan mendatang. :-)


read more

5 Okt 2011

Crack CorelDRAW Graphics Suite X4 v14.0.0.567

Teruntuk kalian yang suka design grafis, teruntuk kalian yang memiliki hasrat untuk menyebar propaganda dengan cara membuat design propagandanya di Corel X4 dengan version engine 14.0.0567.

Saya beberapa kali memakai program ini, namun merasa kesal setelah memakai program tersebut. Saya berhasil membuka programnya, bisa memakai semua fiturnya, namun di saat-saat terakhir akan melakukan finishing dengan cara menyimpannya, saya tidak bisa melakukan penyimpanan file yang sudah dibuat, tidak bisa "eksport" design ke format JPEG atau format lain! It made me MAD!! Pada akhirnya saya kembali ke Corel X3 Portable tercinta.

Jika kalian sudah beberapa kali download Crack, namun tetap tidak berpengaruh, maka inilah crack untuk menjawab kebingungan kalian!


Yeah! It's a crack for CorelDRAW Graphics Suite X4 v14.0.0.567! It's crack that made by donald.duck. Trust me, it works! :D

Semoga dimudahkan dalam membuat propaganda-propagandanya!

"WHY SHOULD I BUY IF I CAN GET THE PROGRAMS FOR FREE?"

or
read more

30 Sep 2011

ROTTEN

Bangkai. Jasad makhluk yang sudah ditinggalkan oleh nyawa. Tidak pernah ada dalam peristiwa normal, bangkai beraroma sedap bagi indera pengindu (hidung). Keberadaannya menjadi hal yang menyebalkan dan menjijikan dalam kehidupan.

Hei! Tidakkah kalian sadar bahwa saya sedang membicarakan tentang masa depan kita semua? Ya! Kita semua adalah calon bangkai! Tentu saja kalian akan sadar sesaat setelah baca kalimat tadi. Tentu saja kalian akan langsung mengangguk-angguk sebagai tanda afirmasi.

Hal yang membuat saya tergelitik untuk mencari tahu tentang pembusukan tubuh makhluk hidup adalah karena hadirnya bangkai tikus di langit-langit kosan saya. Tubuh tikus yang kecil itu saya temukan sudah membusuk sekitar 4 hari. Kondisinya mengenaskan: sudah kering dengan bulu-bulu yang mulai rontok.

Manusia, sebagaimana makhluk lainnya, akan merasakan kematian, meskipun kalian tahu bahwa manusia senantiasa mencari-cari formula untuk awet muda, atau bahkan untuk hidup abadi! Kalian pikir cerita bahwa ada orang-orang yang mencari formula resep keabadian di film-film itu tidak ada di dunia nyata?? Percayalah, orang-orang seperti mereka itu ada! Meskipun memang cara-caranya mungkin memang berbeda dengan yang ada di film-film. :)

Kullu nafsin dzaaiqatul mauut. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Tak peduli segagah apapun, tak peduli secerdas apaun, tak peduli selincah apapun, pasti akan membusuk di bawah timbunan tanah bersama dengan sampah dan kotoran yang biasanya kita menghindarinya.

Kalian merasa paling cantik?
Kalian merasa paling ganteng?
Kalian merasa paling gagah?
Kalian merasa paling tidak terkalahkan?
Tahukah kalian:
Apa Yang Terjadi Pada Tubuh Kita Setelah Dikubur?

Sesungguhnya mayit di dalam kubur, akan melewati beberapa fase perubahan, dan berikut secara ringkas beberapa fase tersebut, sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya.

Malam Pertama:
Di kuburan pembusukan bermula pada daerah perut dan kemaluan. Subhanallah, perut dan kemaluan adalah dua hal terpenting yang anak cucu adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang karenanya Allah azza wa jalla membuat manusia merugi di dunia akan membusuk pada malam pertamanya di kuburan. Setelah itu, mulailah jasad berubah warna menjadi hijau kehitaman. Setelah berbagai make up, dan alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona, nanti tubuh manusia hanya akan memiliki satu warna saja.

Malam Kedua
Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti: limpa, hati, paru-paru dan lambung.

Hari Ketiga
Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh itu mengeluatkan bau busuk tidak sedap.

Seminggu Setelahnya
Wajah mulai tampak membengkak, dua mata, kedua lisan dan pipi.

Setelah 10 hari
Tetap terjadi pembusukan pada kali ini pada anggota-anggota tubuh tersebut, perut, lambung, limpa..

Setelah Dua Minggu
Rambut mulai rontok

Setelah 15 Hari
Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km, dan ulat-ulat pun mulai menutupi seluruh tubuhnya

Setelah Enam Bulan
Anda tidak akan menemukan kecuali rangka tulang saja.

Setelah 25 Tahun
Rangka tubuh ini akan berubah menjadi semacam biji, dan di dalam biji tersebut, anda akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut ‘ajbudz dzanab (tulang ekor), dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wa jalla pada hari kiamat.

Masih patutkah kita merasa paling ganteng?
Merasa paling cantik?
Merasa gagah?
Merasa tidak terkalahkan?
Sedangkan tubuh yang saat ini kita banggakan akan berakhir MEMBUSUK?

^beberapa tulisan di atas dibajak dari SINI
read more

21 Sep 2011

Misteri Spongebob Darkside Episode, Bisa Bikin Gangguan Mental!

Dalam postingan saya kali ini, saya akan membahas tentang serial kartun Spongebob Squarepants yang konon merupakan "Darkside Episode" dari serial kartun tersebut dan tidak pernah ditayangkan di televisi. Seperti apakan ceritanya

 


Sebagian besar masyarakat tentunya sudah tahu siapa Spongebob Squarepants. Tokoh kartun berwujud spons kotak kuning tersebut sangat digemari oleh anak - anak karena tingkahnya yang konyol. Nickelodeon selaku developernya pun mengemas serial kartun tersebut dengan apik sehingga konsepnya benar - benar berbeda dengan serial kartun lainnya.


Dalam serial kartun Spongebob Squarepants, setidaknya ada 8 tokoh utama yang sering tampil dalam setiap episodenya, yakni Spongebob, Patrick, Squidward, Sandy, Mr. Krab, Pearl, Gary dan Plankton. Nah, dalam postingan kali ini saya tidak akan membahas soal kekonyolan para tokoh serial ini, namun saya akan membahas sebuah episode yang konon merupakan episode terlarang ( sebagian menyebutnya sebagai episode yang hilang ).


Bagi penggemar serial Spongebob, tentunya telah menonton setiap episode yang dipublikasikan oleh pihak Nickelodeon. Akan tetapi, di dunia maya, telah menyebar sebuah episode Spongebob yang tidak pernah dipublikasikan ataupun ditayangkan ke publik, setidaknya setelah video tersebut bocor dan menyebar lewat internet. Episode terlarang tersebut adalah Red Mist. Lalu, apa istimewanya episode tersebut hingga tidak boleh sampai ditayangkan ke publik? Disinilah episode misterius Red Mist dimulai.


Setelah berkeliling cukup lama mencari informasi mengenai episode ini, saya hanya mendapatkan sedikit informasi. Ketika saya menyambangi situs spongefan.wikia.com yang notabene merupakan situs yang pertama muncul di laman google, informasi mengenai episode Red Mist telah hilang, padahal judul artikelnya masih ada. Mengapa situs yang khusus diperuntukkan bagi penggemar Spongebob tersebut menghapus informasi tersebut? Saya juga belum menemukan jawabannya, lalu, bagaimana kisah episode Red Mist itu sendiri?


Sebenarnya, Red Mist bukanlah official episode yang dibuat dan dipublikasikan oleh Nickelodeon, tetapi merupakan hasil karya orang lain. Episode ini menurut sumber, merupakan buatan seorang animator Skotlandia yang dituduh melakukan sejumlah pembunuhan. 


Red Mist sendiri ditemukan oleh para staf Spongebob dan mereka menganggap tayangan tersebut tidak layak untuk dipublikasikan karena mengandung unsur kekerasan. bahkan, ada yang bilang jika episode Red Mist ini mampu menganggu mental seseorang yang lemah (saya telah menonton versi full-nya, dan tidak terjadi apa - apa). Episode Red Mist sendiri disimpan dalam sebuah kaset video yang dibuat oleh Chaz Agnew, dan setelah dilakukan investigasi selama beberapa sesaat, akhirnya rekaman tersebut disita oleh polisi. Akan tetapi, menurut kabar, sesaat sebelum polisi menyita rekaman tersebut, seseorang telah berhasil menduplikatnya dan meng-upload video tersebut ke youtube. Kendati dari pihak Youtube sendiri telah memblokir tayangan Spongebob episode Red Mist ini, video tersebut telah menyebar dengan cepat dan semakin banyak.


Baiklah, saya akan menceritakan sedikit tayangan episode Red Mist ini. Sebelumnya, kualitas video ini terlihat mengecewakan, entah karena disimpan dalam bentuk tape atau seseorang telah merekamnya dengan kamera digital, namun yang jelas, kualitasnya tidak terlalu bagus walau masih bisa ditonton. Kisah ini dimulai dengan Squidward yang hendak berlatih dengan klarinetnya, sementara Spongebob dan Patrick bermain di luar. Ketika hendak memainkan klarinetnya, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Squidward lalu turun dan membukan pintu rumahnya. Seekor salesman ( berwujud ikan berpakaian ala Skotlandia ) mencoba mengajak Squidward berbicara, namun Squidward menolaknya dan membanting pintu rumahnya. Lalu, beberapa saat kemudian, pintu diketuk lagi, dan dengan wajah marah Squidward membukanya. Ternyata salesman itu masih belum pergi, dan kali ini dengan wajah yang tampak marah ia berkata " Red Mist is coming", lalu ia pergi. Squidward yang kebingungan lalu kembali ke kamarnya lagi untuk melanjutkan latihannya.



Setelah itu, latihan Squidward terganggu kembali oleh suara Spongebob dan Patrick yang sedang bermain. Squidward yang kesal lalu membentak Spongebob dan Patrick, ia mengatakan bahwa ia perlu latihan untuk konsernya besok. Spongebob dan Patrick lalu meminta maaf dan pulang. Lalu, Squidward kembali kedalam rumahnya.

Ketika Squidward tengah berlatih dengan klarinetnya, perlahan scene akan berubah menjadi merah, dan mata Squidward juga berubah menjadi merah selama beberapa detik. Bentuk dan warna mata Squidward yang berubah menjadi merah, sepertinya dibuat untuk tujuan khusus.

Adegan berlanjut di acara konser Squidward. Dalam adegan ini pun hampir semua tokoh didalamnya ditampilkan dengan mata yang berwarna merah menyeramkan. Walaupun sebenarnya adegan ini diambil dari salah satu episode Spongebob, tetapi tampak jelas sekali jika sang animator memfokuskan adegan pada warna mata tokoh - tokoh dalam serial itu.

 


Adegan berlanjut dengan Squidward yang pulang dengan kecewa karena dipermalukan ketika konser, lalu pada 2:33, scene berubah menjadi merah darah kembali selama beberapa detik. Pada 2:45, tampak Squidward yang termenung dan perlahan scene mulai bergoyang hingga 4:28.


Setelah itu muncul wajah Squidward, kali ini dalam beberapa adegan, wajah Squidward mulai diberi efek yang cukup menyeramkan bagi anak - anak untuk ditonton. Puncaknya, pada menit ke 5:33, Squidward mengarahkan pistol ke kepalanya sendiri dan menekan pelatuknya dan diakhiri dengan Scene dimana Squidward telah tewas. Karena itulah, Red Mist juga disebut dengan episode Bunuh Diri Squidward.

Dari segi video, memang video ini tidak tampak seperti video serial Spongebob yang kita tonton selama ini, namun dari segi psikologis, video ini memang benar - benar bisa mempengaruhi anak - anak. Tidak heran jika pihak Nickelodeon berusaha melenyapkan episode Red Mist ini walaupun sulit.

Saya sendiri belum bisa menemukan kebeneran dibalik video ini, seperti apa motif dan tujuan si animator membuat video tersebut. Apakah hanya untuk sensasi?, mengingat mudahnya membuat kehebohan lewat portal Youtube seperti kasus video Mereana yang santer beberapa saat lalu.

Last, informasi detail mengenai Video ini memang sulit ditemukan. Saya hanya dapat menemukan review tentang video ini. Yang jelas, saya telah menonton versi full dari episode ini dan hanya menikmatinya tanpa adanya perubahan seperti yang dikabarkan sebelumnya, namun ada baiknya kita tetap berhati - hati. Jika anda ingin menontonnya, silahkan klik link ini karena video hanya bisa ditonton di Youtube.

spongebob banned episode

this posting fully hijacked from: here
read more

15 Sep 2011

Intermezzo

Hei! Don't be surprised like that! I'm not turned this blog to be J-style or fulfill this blog with many songs' lyrics! I just wanna share a good song to be heard when you want to be a little bit relax. Beside the meaning of the lyrics is pretty cool. Here you are, a song that sing by RYTHM: Ni-juu Tsubu no KOKORO (20 つぶ の こころ).


20 つぶ の こころ [Ni-juu Tsubu no KOKORO]

春の影 漂う季節
君が 大人になってゆく
嬉しいような 悲しいような思いがよぎる

いつだったか手紙をくれた 君の言葉に涙した
偶然じゃなく 運命じゃなく ただそこにあるもの

生まれる前から知っていたような心地
生まれ変わってもやっぱり 出会うはず

こんなにたくさんの幸せがいつもそばにあるのは
嘘のないありのままの君が笑ってるから

もしも歌声を失っても忘れないでいようね
その優しいほほえみにココロあたたかくなる

「大好きだよ。」

突き抜けるほど 遠い空 今の気持ちによく似ている
近づくように 追い越すように 優しい風が吹いた

変わることが恐くて 逃げたいとき
変われることを誇りたい
そう思った
そう気付いた

こんなにたくさんの感情が溢れ出していくのは
二度とない この気持ち 君に伝えたいから

例えこの先が見えなくても ずっと 今を生きよう
僕がいて 君がいる
ただそれが 何よりも ねぇ嬉しい。

出会うはず 出会いたい

こんなにたくさんの幸せがいつもそばにあるのは
嘘のないありのままの君が笑ってるから

もしも歌声を失っても忘れないでいようね
その優しいほほえみに心あたたかくなる

「大好きだよ。」


Here is the meaning of each lyrics:

20 Little Pieces of Heart


The shadow of spring hangs in the air
And you’ve grown up to be an adult
Isn’t that great?
Yet now, a thought of sadness crosses my mind
You used to send me letters
And I saw the tears in your words
I don’t think it was chance, or fate,
it just happened
It’s a feeling I knew, even before I was born
You changed, just like I expected
I should be with you
I want to be with you
With you by my side,
there’s always plenty of happiness
The truth contains no lies,
when you smile at me
If I lost my singing voice
I know you still would not forget it
Your gentle smile
warms my heart
“I love you so much.”
The breaking sky in the distance
resembles the feelings I have now
In order for it to come closer, or go futher
a gentle wind has to blow
When you’re afraid of change, and want to run
I want you to welcome the change
Yes, that’s what I think
Yes, that’s what I know
This way there are many emotions
that start to overflow
Because I want to show you the feelings
that can only happen once
If at first you don’t see it
you can keep on living
Where I go, you will be
There’s nothing better
compared to that...don’t you think?
I should be with you, I want to be with you
With you by my side,
there’s always plenty of happiness
The truth contains no lies,
when you smile at me
If I lost my singing voice
I know you still would not forget it
Your gentle smile
warms my heart
“I love you so much.”


read more

Contemplation When Almost 120kmph

Merenung dan memikirkan tentang sesuatu bisa anda lakukan di mana saja. Sesaat sebelum anda terlelap, setelah anda melahap, atau bahkan saat anda tengah melakukan balap. :)

Saya bukan tipe orang yang nyaman mengendarai kendaraan bermotor (terutama sepeda motor) dengan kecepatan yang biasa-biasa saja. Saya akan senantiasa gatal jika saya hanya ada ada kecepatan 60 Km/jam. Hingga seringkali orang yang saya bonceng teriak minta tolong atau berpegangan erat. hehe

Suatu hari saat saya memacu motor hingga speedometer hampir menunjukkan 120 Km/jam, saat adrenalin mengalir deras, di otak saya tiba-tiba saja saya memikirkan betapa cepatnya saya melaju, tidak lebih cepat daripada mobil yang ada di samping saya, kemudian saya membandingkan dengan kecepatan kapal concord, tentu tidak ada apa-apanya, lalu terbersit: secepat apa malaikat pencabut nyawa yang mempu membunuh ratusan bahkan ribuan orang di setiap detiknya??

Luarbiasa cepatnya, bukan? 
Pernah terpikir untuk menghindari kejaran malaikat maut, butuh seberapa cepat? Jangan pernah pikirkan, karena memang tidak layak untuk dipikirkan!

*merenungi hal yang bagi sebagian orang tidak penting kadangkala penting untuk kita lakukan. Dengannya terkadang beban hidup yang menghimpit menjadi ringan. :)
read more

7 Sep 2011

Beramal bukan untuk dikenal, bergerak bukan untuk dilihat! Sebuah Kutipan dari Kitab min muqawimmat nafsiyah islamiyah (pilar-pilar pengokoh nafsiyah Islam)

Seseorang Muslim yang bergerak dan dinamis sudah barang tentu akan menjadi "artis". Bukan ingin narsis, tapi itulah sebuah sunatullah jika kita mau menganalisis. Ah, sudah cukup menulis dengan ritme "-is" di akhir kalimatnya! Susah sekali mencari diksinya! :D

Okay, saya akan sedikit curcol. Tulisan dengan tema ini sudah lama ingin saya buat. Hal ini karena saya tergelitik dengan fenomena update status di facebook dan tweet di twitter tentang aktivitas-aktivitas yang sedang dijalani. God d**n everyone become an artist!! Kadang ada yang update ini dan itu tentang aktivitasnya. Saya tidak tahu apa tujuan sang empunya account update status aktivitasnya, namun saya berdoa semoga beliau-beliau yang memiliki account (pun saya) dijauhkan dari gambaran buruk dalam hadits-hadits yang saya kutip dari kitab min muqawimmat nafsiyah islamiyah (pilar-pilar pengokoh nafsiyah Islam) ini.

Sebagai pembuka, berikut kisah yang telah diriwayatkan oleh Abû Yusuf dalam kitab al-Atsar dari Abû Hanifah dari Ali bin al-Aqmar
Umar bin al-Khathab pernah lewat kepada seorang laki-laki yang sedang makan dengan tangan kirinya. Umar saat itu berdiri menghadap para sahabat yang sedang makan. Maka Umar berkata kepada lelaki itu, “Wahai hamba Allah, makanlah dengan tangan kananmu!” Laki-laki itu berkata, “Tangan kananku ‘sibuk’”. Kemudian Umar menghampiri kedua dan ketiga kalinya tapi laki-laki itu tetap makan dengan tangan kirinya dan berkata seperti tadi. Kemudian Umar berkata, “Sibuk dengan apa?” Laki-laki itu berkata, “Tangan kananku terputus pada perang Mu’tah”. Maka Umar pun terkejut mendengar jawabanya itu. Kemudian berkata, “Lalu siapa yang yang mencuci pakaianmu? Siapa yang meminyaki rambutmu? Siapa yang melayanimu?” Ali bin Akmar berkata, “Kemudian Umar menyiapkan kebutuhannya. Umar memerintahkan agar ia diberi seorang budak, satu tunggangan beserta makanan dan nafkahnya.” Para sahabat berkomentar, “Umar telah memberikan balasan kebaikan kepada rakyatnya.”

Kemudian dalam suatu hadits panjang, dikabarkan kemalangan seorang yang telah menyangka dirinya berbuat baik, padahal tidak! Semoga kita dijauhkan dari kondisi semacam ini. 
Hadits Abû Hurairah diriwayatkan oleh Muslim dan an-Nasâi, ia berkata; aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Yang pertama kali akan diadili di hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Kemudian ia dibawa ke hadapan Allah, dan Allah memberitahukan kenikmatan kepadanya, maka ia pun mengetahuinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan di dunia?” Orang itu berkata, “Aku telah berperang karena-Mu hingga aku syahid.” Allah berfirman, “Engkau berdusta. Sebenarnya engkau berperang karena ingin dikatakan sebagai pemberani dan hal itu telah dikatakannya”. Kemudian Allah Swt. memerintahkan untuk membawanya, maka orang itu diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke neraka. Kemudian orang yang mempelajari dan mengajarkan ilmu serta membaca al-Quran. Lalu ia dibawa ke hadapan Allah, dan Allah memberitahukan kenikmatan kepadanya, maka ia pun mengetahuinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan di dunia?” Orang itu berkata, “Aku telah mempelajari ilmu dan megajarkannya, aku pun membaca al-Quran karena-Mu.” Allah berfirman, “Kamu berdusta. Sebenarnya kamu mempelajari ilmu karena ingin dikatakan sebagai orang alim. Kamu membaca al-Quran karena ingin dikatakan sebagai Qari, dan semua itu telah dikatakannya.” Kemudian Allah SWT memerintahkan untuk membawanya. Maka orang itu diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke neraka. Kemudian orang yang diberi keluasan oleh Allah dan diberi karunia bermacam-macam harta. Lalu ia dibawa ke hadapan Allah, dan Allah memberitahukan kenikmatan kepadanya, maka ia pun mengetahuinya. Allah berfirman, “Apa yang engkau lakukan di dunia?” Orang itu berkata, “Tidak ada satu jalan pun yang Egkau sukai untuk berinfak di jalan itu kecuali aku menginfakkan hartaku karena-Mu.” Allah berfirman, “Kamu berdusta. Sebenarnya kamu melakukan itu semua karena ingin dikatakan sebagai dermawan, dan semua itu telah dikatakan.” Kemudian Allah Swt. memerintahkan untuk membawanya. Maka orang itu diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke neraka.

Kemudian hadits Abdullah bin Amru, riwayat ath-Thabrâni dan Baihaqi, ia berkata; aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: 
"Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada manusia, maka Allah akan memperdengarkan amalnya pada pendengaran seluruh makhluk Allah. Allah akan mengecilkan dan menghinakannya (di hari kiamat)." (al-Mundziri berkata, “Salah satu sanad ath-Thabrâni adalah perawi yang sahih”).
Hadits Auf bin Malik al-Asyja’iy riwayat ath-Thabrâni dengan sanad yang hasan, ia berkata; aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
"Barangsiapa yang melaksanakan suatu amal dengan riya, maka Allah akan memperlihatkan amal itu di hari kiamat. Dan barangsiapa yang beramal dengan sum’ah, maka Allah akan memperdengarkan amal itu di hari kiamat."
Az-Zubaidi dan ash-Shafi telah mengeluarkan dalam al-Kanz dan al-Hâkim, at-Tirmidzi dalam an-Nawâdir, serta Abû Nu’im dalam al-Hilyah dengan sanad yang dikatakan oleh al-Hâkim, “Aku tidak mengetahui adanya kecacatan padanya”. Dari Anas bin Malik, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda:

Nanti di akhir zaman akan terdapat “Didan al-Qurra". Siapa saja yang hidup di zaman itu, maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk dan dari mereka (Didan al-Qurra). Mereka adalah orang-orang yang berbau busuk. Kemudian akan bermuculan berbagai jenis penutup kepala dan jubah, maka manusia sudah tidak lagi merasa malu dari riya. Orang yang berpegang teguh pada agamaku saat itu bagaikan orang yang menggenggam bara api. Orang yang berpegang teguh pada agamanya pahalanya seperti pahala lima puluh orang. Para sahabat berkata, “Apakah lima puluh itu dari mereka atau dari kami?” Rasulullah saw. bersabda, “Dari kalian.”
Didan al-Qura’ adalah orang yang beribadah terfokus pada hal-hal yang dzahir, yang sengaja dilakukan agar mereka (dapat) (mencari) makan di dunia. (Lihat Faidhul Qadir, Syarah Jami’ ash-Shagir)
Hadits riwayat Ibnu Majah, Baihaqi dan al-Hâkim, ia berkata, hadits ini shahih tidak ada penyakitnya.
"Dari Zaid bin Aslam, dari bapaknya, bahwa Umar ra. telah keluar menuju Masjid kemudian ia menemukan Muadz sedang menangis dekat kuburan Rasulullah saw. Umar berkata, “Apa yang membuat engkau menangis?” Muadz berkata, “Aku menangis karena ingat suatu hadits yang pernah aku dengar dari Rasulullah saw., beliau bersabda:
'Riya yang sedikit adalah syirik. Barangsiapa yang memusuhi wali-wali Allah, maka ia telah memerangi Allah secara terang-terangan. Sesungguhnya Allah Swt. mencintai orang-orang yang berbuat baik yang bersih hatinya, dan tersembunyi. Jika mereka tidak ada, maka mereka tidak dicari; jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Hati mereka merupakan pelita-pelita petunjuk, yang mengeluarkan mereka dari problem dan balak yang membingungkan.'"
Demikian beberapa hadits dan atsar yang saya kutip sepenuhnya dari kitab tersebut. Bagi yang berminat membaca kitab tersebut secara penuh silahkan beli sendiri kitabnya (jangan minta ke saya! hehe), atau bisa download di link yang sudah saya sediakan di bawah.  Semoga bermanfaat untuk kita semua! :)
Hasbi Rabbi Jalallah
Ma Fiy Qalbi Ghayrallah
Nabi Muhammad Sallallah
Laailaa ha Illallah!
[Jihad-Soldier of Allah]


===============================================================
read more

6 Sep 2011

Dagelan 29 November, 2007

Hari ini sudah di bulan Agustus 2011. Hmm.. Tidak terasa sudah lama sekali dari penanggalan ini: Kamis, November 29, 2007, 5:30:22 AM.

Kalian tahu tanggal itu ada momen apa? Saya yakin tidak, karena memang tidak ada hari libur nasional di tanggal tersebut. :-) Lalu tanggal tersebut untuk apa? Yap! Hari, tanggal, bulan, dan tahun serta jam yang tertera di atas adalah saat di mana saya mengambil foto yang ada di kiri tulisan ini. Famplet kampring karena bernuansa provokasi yang ngawur dan tanpa fakta! (actually it's riddiculus!)

Tulisan di samping adalah tulisan produksi LPIK (Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman) di kampus saya, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Saya tidak ingat rangkaian peristiwa apa yang mengiringi ditempelnya propaganda di samping ini, namun apapun peristiwanya, saya katakan opini tempel ini sangat ngawur, tendensius, dan berupaya mendistorsi opini di kampus. Mari telanjangi racauan mereka!

Hal pertamax yang mau ane bahas bareng agan & aganwati di sini adalah tentang gambaran umum (Molar) tulisan mereka. Secara umum, sudah barang tentu mereka berusaha menggiring para pembacanya untuk mengkaitkan antar poin-poin di atas; antara poin #1 "mengganggu kepercayaan dan keimanan orang lain dengan mengatasnamakan Tuhannya" dengan poin #2 "senantiasa merusak fasilitas pribadi dan public atasnama syariat"  dan poin #4 "mengatasnamakan Khalifah Rasyidah sebagai institusi paling benar bagi Ummat". Sehingga, mereka kemudian 'mengharap' ada asosiasi antar-poin setelah para pembaca membaca semua poinnya, padahal kita tahu bahwa poin-poin tersebut tidak bisa kita kaitkan satu dan lainnya. Maksudnya adalah bahwa mungkin memang ada orang yang memiliki ciri poin #2 dan #4, namun memastikan akan selalu ada 2 ciri tersebut dalam "satu jasad" adalah penyesatan dan fitnah yang keji! Karena (khususnya dalam sekup kampus) saya tidak menemukan orang atau--meminjam istilah mereka--aliran agama dengan dua ciri tersebut.

Lalu hal keduax adalah tentang gambaran detil/ per poin (Molekular). Poin-poin yang mereka tuliskan dengan kata-kata general harus kita preteli, tentu saja. Contohnya adalah pada poin #1, yang mereka maksud dengan "mengganggu kepercayaan dan keimanan orang lain dengan mengatasnamakan Tuhannya" itu masih terlalu umum. Tidak jelas apakah perilaku kita saat--misalkan--membuat orang-orang Nasrani terguncang keimanannya (tentu dengan cara ma'ruf) agar mau masuk Islam itu masuk dalam kategori atau tidak. Padahal membuat seorang kafir ragu dengan keyakinannya agar mau meninggalkan kekafirannya adalah sebuah keharusan! Begitu pula membuat seorang Muslim yang dengan tenang bermaksiat ragu dan meninggalkan aktivitas maksiatnya adalah keharusan!

Dengan logika seperti yang mereka tuliskan di atas, sebenarnya kita bisa juga menyatakan bahwa perilaku mereka menempelkan opini itu juga mengganggu kepercayaan orang yang mempercayai bahwa mengganggu kepercayaan orang lain dengan mengatasnamakan Tuhan adalah boleh. Bingung, kan? :)

Poin #2 inilah yang lucu dan tanpa fakta. "Merusak fasilitas pribadi dan publik atasnama syariat"? Poin ini--saya katakan--sangat bernuansa fitnah!

Lalu poin #3: "Senantiasa bernostalgia dengan masa lalunya". Saya benar-benar tidak mendapati logika macam apa yang mereka jalankan (jika mereka masih memiliki logika :p ). Saya yakin poin ini terkait dengan poin selanjutnya. Anda akan mendapatkan nuansa geli dan lembab dengan kerancuan pola pikir mereka di pembahasan poin selanjutnya, yang akan saya kaitkan dengan poin #3 ini. Monggo.

Yap, inilah poin yang #4 di ocehan mereka (yang sebenarnya jika diamati, satu frasa dengan poin #3): "mengatasnamakan Khalifah Rasyidah sebagai institusi paling benar bagi Ummat". Aha! Bagi kalian yang sudah tidak asin[g] lagi dengan kalimat ini pasti sudah langsung membulatkan mulut kalian dan berkata "Ooo uwo...." Ya, begitulah mereka para maho itu. Mereka menganggap Muslim yang berusaha mewujudkan negara dengan Islam sebagai dasar negaranya (baca: Khilafah Rasyidah) adalah cara untuk bernostalgia dengan kejayaan masa lalu. Aih! Kenapa mesti ada ketimpangan? Kenapa Muslim yang mengingat dan berusaha mewujudkan Khilafah dikatakan sebagai nostalgia, sedangkan mereka yang berusaha sampai mencret mempertahankan konsep Demokrasi yang dicetuskan Plato et.al. dipandang sebagai hal keren yang layak dipuji dan dikasih jempol maho sedunia?? Mengapa saat Muslim mengingat kembali masa keemasan peradabannya, kegemilangan teknologinya, kemegahan sistem pemerintahannya dipandang sebagai kemunduran dan nostalgia yang tidak perlu diangkat, sedangkan mereka yang menatap Revolusi Prancis, Magna Charta, dll. dengan mata berbinar adalah orang dengan intelektualitas tinggi, lantas dihadiahi kecupan maho mereka. (HUEKS!!) Ini tidak adil! Pokoknya aku minta cerai! (lho?)

The last is point #5. "memecah belah Ummat dengan ayat-ayat favorit dan sabda-sabda jalang"? WTF?!! Seandainya "ayat-ayat" yang mereka maksud adalah ayat-ayat Qur'an, maka sungguh dengan kerendahan hati dan tinju-tinju terkepal erat, saya ingin tahu ayat-ayat Qur'an mana yang memecah belah Ummat (Islam)?! Sembarangan sekali mereka mengoceh!!

Saya harap kawan-kawan sekalian memaklumi masih adanya maho-maho macam mereka di kampus UIN, karena justru saking cerdasnya orang-orang kafir (atau saking bodohnya kita) mereka meracuni otak-otak Muslim dari sektor hulu hingga sektor hilirnya. Selamat menjadi Manusia yang membersihkan dari cemaran limbah-limbah logika dan tafsir ngawur pada ajaran Islam.
read more

19 Agu 2011

Ghibah yang Boleh Dalam Islam

Secara umum ghibah memang diharamkan dalam Islam, dalilnya adalah:
  1. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al Hujuraat[49]: 12) 
  2.  “Ketika saya di Mi’rajkan saya telah melihat suatu kaum yang berkuku tembaga digunakan untuk mencakar muka dan dada mereka sendiri, maka saya bertanya kepada Jibril: Siapakah mereka itu? Jawabnya: Mereka yang makan daging orang dan mencela kehormatan orang (yakni Ghibah)” (H.R Abu Dawud dari Anas ra.)
  3. “Barang siapa mencegah ghibah yang menyinggung kehormatan saudaranya, maka Allah akan membebaskannya dari neraka” (H.R Imam Ahmad)
  4. “Barang siapa mencegah ghibah yang dilakukan oleh saudaranya, maka Allah akan mencegahnya dari neraka pada hari kiamat” (H.R At Tirmidzi) 

Namun ternyata ada beberapa pengecualian. Berikut ini enam sebab (kondisi) dibolehkannya ghibah:
1.) Mengadukan kezaliman orang kepada hakim (qadli), penguasa (khalifah) atau siapa saja yang mempunyai wewenang dan kemampuan untuk menolongnya. Seperti dengan mengatakan: “Si Fulan menganiaya saya dengan cara demikian.”

2.) Meminta bantuan orang demi mengubah kemungkaran dan mengembalikan pelaku maksiat agar kembali kepada kebenaran. Seperti dengan mengatakan: “Si Fulan telah melakukan demikian maka cegahlah dia dari perbuatan itu!” atau ungkapan semisalnya. Tujuan dibalik pengaduan itu adalah demi menghilangkan kemungkaran, kalau dia tidak bermaksud demikian maka hukumnya tetap haram.

3.) Meminta fatwa. Seperti dengan mengatakan kepada seorang mufti (ahli fatwa): “Ayahku menganiayaku.” atau “Saudaraku telah menzalimiku.” Atau “Suamiku telah menzalimiku.” Meskipun tindakan yang lebih baik dan berhati-hati ialah dengan mengatakan: “Bagaimana pendapat anda terhadap orang yang melakukan perbuatan demikian dan demikian (tanpa menyebut namanya)?”

4.) Memperingatkan kaum muslimin dari kejelekan sebagian orang dan dalam rangka menasihati mereka. Seperti mencela para periwayat hadits dan saksi, hal ini diperbolehkan berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, bahkan hukumnya wajib karena kebutuhan umat terhadapnya.

5.) Menyebutkan kejelekan pelaku maksiat yang berterang-terangan dalam melakukan dosa atau bid’ahnya, seperti orang yang meminum khamr di depan khalayak, merampas harta secara paksa dan sebagainya, dengan syarat kejelekan yang disebutkan adalah yang terkait dengan kemaksiatannya tersebut dan bukan yang lainnya.

6.) Untuk memperkenalkan jati diri orang. Seperti contohnya apabila ada orang yang lebih populer dengan julukan Al-A’raj (yang pincang), Al-Ashamm (yang tuli), Al-A’ma (yang buta) dan lain sebagainya. Akan tetapi hal ini diharamkan apabila diucapkan dalam konteks penghinaan atau melecehkan. Seandainya ada ungkapan lain yang bisa dipakai untuk memperkenalkannya maka itulah yang lebih utama (lihat Riyadhush Shalihin, dicetak bersama Syarah Syaikh Utsaimin, 4/98-99. penerbit Darul Bashirah)

Dalil-dalil diperbolehkannya ghibah semacam itu:

Imam Nawawi menyebutkan dalil-dalil yang mendasari pengecualian ini, yaitu:
1. Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau menceritakan bahwa ada seorang lelaki yang meminta izin bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda:

ائْذَنُوا لَهُ بِئْسَ أَخُو الْعَشِيرَةِ أَوْ ابْنُ الْعَشِيرَةِ

“Ijinkanlah dia, sejelek-jelek kerabat bagi saudaranya.” (Muttafaq ‘alaih)

Imam Nawawi berkata: Al-Bukhari berhujjah dengan hadits ini untuk menyatakan bolehnya mengghibahi para penebar kerusakan dan keragu-raguan aqidah.

2. Dari ‘Aisyah pula, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا أَظُنُّ فُلَانًا وَفُلَانًا يَعْرِفَانِ مِنْ دِينِنَا شَيْئًا قَالَ اللَّيْثُ كَانَا رَجُلَيْنِ مِنْ الْمُنَافِقِين

“Aku kira si Fulan dan si Fulan tidak mengerti tentang agama kita barang sedikitpun.” (HR. Bukhari) Laits bin Sa’ad salah seorang perawi hadits ini berkata: “Kedua orang ini termasuk kalangan orang munafiq.”

3. Dari Fathimah binti Qais radhiyallahu ‘anha, beliau berkata: Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian aku katakan:

إَنَّ أَبَا جَهْمٍ و مُعَاوِيَةَ خَطَبَانِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا وَأَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصُعْلُوكٌ لَا مَالَ لَهُ أَبُو جَهْمٍ فَلَا يَضَعُ عَصَاهُ عَنْ عَاتِقِهِ (متفق عليه). وفى رواية لمسلم: “وَأَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَرَجُلٌ ضَرَّابٌ لِلنِّسَاءِ” وهو تفسير لرواية: ” فَلَا يَضَعُ عَصَاهُ عَنْ عَاتِقِهِ”. وقيل معناه كثير الأسفار

“Sesungguhnya Abul Jahm dan Mu’awiyah telah melamarku maka bagaimana?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun Mu’awiyah, dia itu miskin tidak berharta. Sedangkan Abul Jahm adalah orang yang tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat Muslim diriwayatkan, “Adapun Abul Jahm adalah lelaki yang sering memukuli isteri.” Ini merupakan penafsiran dari ungkapan, “tidak pernah meletakkan tongkat dari pundaknya.” Dan ada pula yang mengatakan bahwa maksud ungkapan itu adalah: orang yang banyak bepergian.

4. Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

خرجنا مع رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم في سفر أصاب الناس فيه شدة فقال عبد اللَّه بن أبي: لا تنفقوا على من عند رَسُول اللَّهِ حتى ينفضوا، وقال: لئن رجعنا إلى المدينة ليخرجن الأعز منها الأذل، فأتيت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فأخبرته بذلك، فأرسل إلى عبد اللَّه بن أبي فاجتهد يمينه ما فعل، فقالوا: كذب زيد رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم، فوقع في نفسي مما قالوه شدة حتى أنزل اللَّه تعالى تصديقي (إذا جاءك المنافقون:) المنافقين
(ثم دعاهم النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ليستغفر لهم فلووا رؤوسهم (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Kami pernah berangkat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menempuh suatu perjalanan. Pada saat itu orang-orang mengalami kondisi yang menyulitkan, maka Abdullah bin Ubay berkata: “Janganlah kalian berinfak membantu orang-orang yang ada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai mereka mau bubar.” Dia juga mengatakan, “Seandainya kita pulang ke Madinah, maka orang-orang yang kuat akan mengusir yang lemah.” Maka aku pun menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kukabarkan hal itu kepada beliau. Kemudian beliau pun mengutus orang untuk menanyakan hal itu kepada Abdullah bin Ubay.

Maka dia justru berani bersumpah dengan serius kalau dia tidak pernah mengatakannya, maka mereka pun mengatakan, “Zaid telah berdusta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka ucapan mereka itu membuatku diriku susah dan tersakiti sampai akhirnya Allah menurunkan firman-Nya untuk membuktikan kejujuranku, “Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu.” (QS. Al-Munafiquun: 1) Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil mereka supaya meminta beliau berdoa memintakan ampun bagi mereka akan tetapi mereka justru memalingkan kepala-kepala mereka. (Muttaafaq ‘alaih)

5. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

قالت هند امرأة أبي سفيان للنبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : إن أبا سفيان رجل شحيح وليس يعطيني ما يكفيني وولدي إلا ما أخذت منه وهو لا يعلم، قال خذي ما يكفيك وولدك بالمعروف (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Hindun isteri Abu Sufyan mengadu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Abu Sufyan adalah lelaki yang pelit, dia tidak memberikanku sesuatu yang bisa mencukupi kebutuhanku dan anak-anakku kecuali yang sengaja kuambil sendiri darinya dalam keadaan dia tidak tahu, lantas bagaimana?.” Beliau bersabda, “Ambilah sebanyak yang bisa mencukupimu dan anak-anakmu.” (Muttafaqun ‘alaihi) (lihat Riyadhush Shalihin, dicetak bersama Syarah Syaikh Utsaimin, 4/100 dan 104)
wallahu'alam..
re-arranged from: Mriki (di sini)

read more

13 Agu 2011

BERHITUNG ALA TSABIT


Oleh : Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar

Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk berhitung. Para penganut hisab untuk penentuan awal bulan jelas harus bisa menghitung, meski penulis pernah mendengar dari seorang tokoh ormas penganut hisab tersebut, bahwa di ormas itu pelatihan hisab terakhir sudah 33 tahun yang lalu. Artinya, sebenarnya sebagian besar sudah tidak bisa mempraktikkan hitungan astronomi.
Namun para penganut rukyat pun juga harus bisa menghitung. Karena tanggal berapa mereka merukyat toh ditentukan dengan kalender yang dihitung. Celakanya, di dunia ini ada banyak versi kalender. Meski metode hitungannya sama, tetapi karena kriteria kalender serta lokasi yang dihitung tidak sama, maka kalender yang dihasilkan berbeda-beda. Perlu otoritas khalifah untuk menyatukan semua perbedaan itu.
Ramadhan juga saat yang tepat untuk menghitung zakat. Sebenarnya zakat dibayarkan sesuai nisab dan haul-nya, yang tidak selalu di bulan Ramadhan. Tetapi mayoritas orang mengambil momentum Ramadhan, biar gampang ingatnya, dan mumpung ada panitianya.

Hitung-menghitung juga terkait dengan amal. Bulan obral ampunan ini adalah saat yang tepat untuk menghitung dosa-dosa. Namanya juga muhasabah, alias menghitung, tentu saja untuk bertobat.

Tapi bicara soal berhitung, pernahkan Anda mendengar "Bilangan Tsabit"? Sedemikian hebatnya karya Tsabit bin Qurrah yang hidup di Baghdad (826 - 901 M) sampai namanya abadi dalam matematika. Dia lahir di Harran, sebuah wilayah Mesopotamia yang sekarang wilayah Turki. Ketika bakatnya dikenali, dia diundang oleh Musa bin Syakir yang merupakan penasihat sains Khalifah untuk melanjutkan studinya di Baitul Hikmah di Baghdad. Kehadiran Tsabit yang notabene seorang Sabiin (penyembah bintang) adalah bukti bahwa Khilafah tidak melakukan diskriminasi di dunia akademis. Dan Tsabit kemudian mempersembahkan karya-karyanya di bidang astronomi, fisika-statika, dan terutama matematika untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslimin.

Dalam dunia matematika teori bilangan, "bilangan Tsabit" telah lebih dari 1000 tahun menjadi tantangan para ahli, termasuk ahli komputer saat ini. Bilangan itu adalah 3 kali 2 pangkat n dikurangi 1, di mana n adalah bilangan integer positif.

3.2n-1
Bilangan Tsabit
Jadi untuk n dari 0 sampai 4, bilangan Tsabitnya adalah 2, 5, 11, 23, dan 47. Semua bilangan ini ternyata adalah bilangan prima! Tsabit membuatnya sampai 321 bilangan. Panjang bilangan Tsabit ke 321 itu mencapai 97 digit, yang tentu saja sudah terlalu besar dan cukup sulit dihitung dengan alat-alat yang tersedia hingga saat itu. Tapi benarkah bilangan Tsabit itu pasti bilangan prima? Tentu ini lebih sulit lagi untuk membuktikannya. Maka lahirlah sebuah ilmu baru dalam matematika untuk memecahkan bilangan prima. Dewasa ini, teknologi persandian (enkripsi) didasarkan pada perkalian dua bilangan prima yang sangat panjang. Keberhasilan memecah sandi itu tergantung oleh seberapa cepat bilangan prima itu dapat dihitung. Sebuah jasa yang luar biasa dari Tsabit bin Qurrah.

Berabad-abad para ahli matematika, dan setengah abad terakhir ini para ahli komputer mencoba membuktikan keprimaan setiap bilangan Tsabit. Pada April 2008 dengan teknologi distributed-computing dalam sebuah proyek bernama "321-search", bisa diverifikasi keprimaan bilangan Tsabit hingga n = 4235414. Panjang bilangan itu mencapai 1274988 digits. Seperti dipublikasikan di On-Line Encyclopedia of Integer Sequences (OEIS) sequence A002235, nilai n yang memberikan bilangan prima Bari bilangan Tsabit adalah

0,1, 2, 3, 4, 6, 7,11,18, 34, 38, 43, 55, 64, 76, 94, 103,143, 206, 216, 306, 324, 391, 458, 470, 827, 1274, 3276, 4204, 5134, 7559, 12676, 14898, 18123, 18819, 25690, 26459, 41628, 51387, 71783, 80330, 85687, 88171, 97063, 123630, 155930, 164987, 234760, 414840, 584995, 702038, 727699, 992700, 1201046, 1232255, 2312734,3136255,4235414

sequence A002235 in OEIS
Tetapi prestasi Tsabit bin Qurrah masih banyak lagi. Dia mengamati dan lalu menghitung panjang tahun sideris, yaitu perputaran bumi mengelilingi matahari tepat 365 hari, 6 jam, 9 menit dan 12 detik (hanya berbeda 2 detik dari yang kita pakai di zaman modern).

Dia juga menekuni persoalan permainan catur. Kalau sekarang ini ada software komputer permainan catur yang bisa mengalahkan manusia, maka itu berkat jasa Tsabit bin Qurrah yang mula-mula memikirkan bagaimana memenangkan permainan catur secara matematis melalui solusi problema independensi, dominasi, dan permutasi. Lahirlah sebuah cabang baru matematika yang disebut "recreational mathematics”.
 
pirated from: Mriki (sini)
read more

8 Agu 2011

Cinta tanah air sebagian dari Iman, benarkah?

Biasanya orang-orang Indonesia mulai membicarakan tentang nasionalisme pada pertengahan bulan Agustus ini. Ya! Karena katanya pada tanggal 17 di bulan ini negara mereka merdeka. Di jalan-jalan mendadak berjejeran atribut-atribut yang bernuansa Merah-putih. Tema-tema acara mulai digiring untuk mengarahkan penontonnya untuk terbangkitkan rasa Nasionalismenya. Bahkan orang-orang yang bertitelkan Ustadz pun mengangkat tema Nasionalisme. Namun apakah Nasionalisme itu ada dalam Islam?

لَيْسَمِنَّ مَنْدَعَ إلَ ألصَََبِيَّة...
“Tidak tergolong umatku orang yang menyerukan ashabiyah (fanatisme golongan, seperti nasionalisme). [HR. Abu Dawud].

Lalu bagaimana nasib "hadits" yg biasa dipakai buat justivikasi nasionalisme:

"HUBBUL WATHON MINAL IMAN"

Sudah tahukah saudara-saudara sekalian bahwa itu adalah hadist maudhu' alias PALSU? Silahkan, ini rujukan kitab-kitabnya:
1. Kitab Tahdzirul Muslimin min al-Ahadits a-Maudhu’ah ‘Ala Sayyid al-Mursalin karya Syaikh Muhammad bin al-Basyir bin Zhafir al-Azhari asy-Syafi’i (w. 1328 H) (Beirut : Darul Kutub al-Ilmiyah, 1999), hal. 109; dan

2. Kitab Bukan Sabda Nabi! (Laysa min Qaul an-nabiy SAW) karya Muhammad Fuad Syakir, diterjemahkan oleh Ahmad Sunarto, (Semarang : Pustaka Zaman, 2005), hal. 226.

Kitab-kitab itu mudah dijangkau dan dipelajari oleh para pemula dalam ilmu hadits di Indonesia, sebelum menelaah kitab-kitab khusus lainnya tentang hadits-hadits palsu, seperti :

1. Kitab Al-Maudhu’at karya Ibnul Jauzi (w. 597 H);
2. Kitab Al-Ala`i al-Mashnu’ah fi Al-Ahadits Al-Maudhu’ah karya Imam as-Suyuthi (w. 911 H);
3. Kitab Tanzih Asy-Syari’ah al-Marfu`ah ‘an Al-Ahadits Asy-Syani’ah Al-Maudhu`ah karya Ibnu ‘Arraq Al-Kanani (Lihat Mahmud Thahhan, Taysir Musthalah al-Hadits, hal. 93).
Dalam kitab Tahdzirul Muslimin karya Syaikh al-Azhari asy-Syafi’i hal. 109 tersebut diterangkan, bahwa hadits “hubbul wathon minal iman” adalah maudhu` (palsu). Demikianlah penilaian Imam as-Sakhawi dan Imam ash-Shaghani. Imam as-Sakhawi (w. 902 H) menerangkan kepalsuannya dalam kitabnya al-Maqashid al-Hasanah fi Bayani Katsirin min al-Ahadits al-Musytaharah ‘ala Alsinah, halaman 115.
Sementara Imam ash-Shaghani (w. 650 H) menerangkan kepalsuannya dalam kitabnya Al-Maudhu’at, halaman 8.

Penilaian palsunya hadits tersebut juga dapat dirujuk pada referensi-referensi (al-maraji’) lainnya sebagai berikut :
1. Kasyful Al-Khafa` wa Muziilu al-Ilbas, karya Imam Al-‘Ajluni (w. 1162 H), Juz I hal. 423;
2. Ad-Durar Al-Muntatsirah fi al-Ahadits al-Masyhurah, karya Imam Suyuthi (w. 911 H), hal. 74;
3. At-Tadzkirah fi al-Ahadits al-Musytaharah, karya Imam Az-Zarkasyi (w. 794 H), hal. 11.
(Lihat Syaikh al-Azhari asy-Syafi’i, Tahdzirul Muslimin min al-Ahadits a-Maudhu’ah ‘Ala Sayyid al-Mursalin, hal. 109)

Ringkasnya, ungkapan “hubbul wathon minal iman” adalah hadits palsu (maudhu’) alias bukanlah hadits Nabi SAW.

Hadits maudhu’ adalah hadits yang didustakan (al-hadits al-makdzub), atau hadits yang sengaja diciptakan dan dibuat-buat (al-mukhtalaq al-mashnu`) yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW. Artinya, pembuat hadits maudhu` sengaja membuat dan mengadakan-adakan hadits yang sebenarnya tidak ada (Lihat Syaikh al-Azhari asy-Syafi’i, Tahdzirul Muslimin, hal. 35; Mahmud Thahhan, Taysir Musthalah al-Hadits, hal. 89).

Lalu bagaimana seharusnya? Ikatan apakah yang harusnya dipakai? Tentu saja Islam.
Lupakah kita pada seruan Allah:

“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara.” (Qs. al-Hujuraat [49]: 13).

Serta pada hadits Nabi Saw.:

Barangsiapa datang kepada kalian, sedangkan urusan kalian terhimpun pada satu orang laki-laki (seorang Khalifah), dia (orang yang datang itu) hendak memecah kesatuan kalian dan menceraiberaikan jamaah kalian, maka bunuhlah dia.” [HR. Muslim].

Dari hadits di atas itu adalah qariinah (indikasi) bahwa memecah belah kesatuan di bawah seorang pemimpin (Khalifah) adalah sesuatu yang haram. Begitu pula dengan kelakuan berpecahbelah, adalah sesuatu yang haram, seperti yang diungkapkan dalam ayat al-quran:

“Dan berpegang teguhlah kalian semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah belah.” (QS. Ali Imran: 103)

Sungguh, saya menulis seperti ini bukan berarti bahwa saya benci dengan Negeri gemah ripah loh jinawi ini. Saya cinta negeri ini, namun bukan dengan sekat-sekat Nasionalisme seperti sekarang. Saya rindu bersatunya kita kaum Muslim di bawah satu komando saja. Selain itu, Rasulullah Saw. juga melarang adanya lebih dari satu pemimpin yang memimpin kaum Muslim seperti dalam hadits:

«إِذَا بُويِعَ لِخَلِيفَتَيْنِ فَاقْتُلُوا اْلآخِرَ مِنْهُمَا»
Jika dibaiat dua orang khalifah maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya. (HR Muslim)
(Penjelasan lebih panjang tentang hadits di atas, silahkan klik ini.)

Jika kenyataan bahwa Nasionalisme ternyata tidak ada dalam Islam masih menyisakan kegalauan dan menyesakkan jiwa, maka sudah saatnya kita melakukan penyegaran keimanan kita pada Allah Swt. dengan menegaskan kembali jawaban dari pertanyaan: "Siapakah yang lebih tahu yang baik untuk makhluq selain penciptanya?"


"...boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui" (QS:Al-Baqarah:216)

Semoga mampu menyegarkan perspektif dan menginspirasi.

Let's sing it:
nasionalisme adalah tempat tinggal yang kita bela
nasionalisme untuk negara ini adalah pertanyaan
nasionalisme untuk negara ini menuju kehancuran
nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran
(Koil: kenyataan dalam dunia fantasi)

Saatnya buang Nasionalisme ke tempat sampah dan hanya jadikan Islam sebagai satu-satunya ikatan.
Wallahu'alam
Remake from Ust. Shiddiq al-Jawi's article: mriki
====================================================================
untuk memperkaya lagi pemahaman tentang simbol kenegaraan dalam Islam, sila download kitab bendera Islam
read more

7 Agu 2011

Anda harus tahu sebelum memutuskan akan menikah. *for adult only! :p

Pernikahan adalah suatu "kelumrahan" dalam episode kehidupan manusia. Semua manusia yang berakal sehat tentu saja akan memiliki keinginan untuk mengarungi bahtera pernikahan, meskipun bukan rahasia lagi bahwa pernikahan adalah gerbang menuju kehidupan multidemensional dan lebih kompleks dibandingkan jenjang kehidupan sebelumnya. Hal ini karena dalam pernikahan menuntut menghadirkan kematangan berbagai aspek dua manusia yang akan dipersatukan dalam ikatannya. Bukan berarti dalam saat kehidupan melajang seorang insan tidak dituntut untuk menghadirkan kematangannya, namun sesungguhnya kehidupan pernikahan memang menuntut kuantitas dan kualitas kematangan yang lebih.

Saat seorang pria sudah bersanding di pelaminan dengan wanita pujaannya, maka sejak saat itu dan seterusnya dia telah berganti status menjadi seorang pria yang utuh dengan titelnya sebagai seorang suami dan calon ayah. Begitu pula sebaliknya, wanita menapaki fase-fasenya sebagai seorang wanita, dan kemudian dinisbatkan gelar istri padanya pada saat seorang laki-laki sudah terikat dengannya.

Setiap fase yang ditapaki manusia--baik pria maupun wanita--akan senantiasa menuntut kemampuan minimal yang dimilikinya agar dia 'layak' untuk dinyatakan sebagai manusia yang berada di tahapan tersebut. Orang-orang yang bergelut di bidang Teknologi Informasi menyebutnya sebagai "minimal system requirement". 

Jika ada manusia yang dengan tolok ukur "jam hidup" seharusnya sudah mampu untuk melakukan satu hal, namun dia masih belum bisa melakukannya, maka kemungkinan dia akan 'tersingkir' dari kehidupan sosialnya (jika dia tidak berusaha "menutupi" kekurangannya itu dengan menonjolkan kebolehannya di hal lain), atau masih memiliki kehidupan sosial, namun dengan pandangan masyarakat bahwa dirinya "berbeda" (jika dia benar-benar tidak mampu melakukan "apapun").

"Manusia (selain Nabi dan Rasul) memang tidak ada yang benar-benar memenuhi kriteria untuk dikatakan SEMPURNA meskipun penciptaanya paripurna." 
 Itulah kata-kata yang sering kita dengar. Anda merasa seperti itu? Ya! Tentu saja. Manusia akan senantiasa merasa seperti itu, olehkarenanya manusia akan senantiasa meningkatkan kematangannya dalam berbagai perannya, termasuk dalam perannya dalam rumahtangga.

Hal yang ingin saya bagi di sini adalah bahwa manusia biasa--meskipun TIDAK pernah mampu meraih kehormatan bergelarkan "sempurna"--perlu tahu dan berusaha memenuhi sebab-akibat untuk menjangkau "Minimum System Requirement" setiap fase kehidupannya, termasuk fase kehidupan yang didaulat sebagai separuh dari agama dan menjadi Sunnah pembawa risalah-Nya. Hal ini dibutuhkan agar saat menapaki fase itu, kita mampu memiliki kehidupan yang "normal" serta memiliki ketahanan yang mumpuni.

===============================================================

Sepenggal dialog 'unik', karena seorang yang sudah menikah bertanya tentang pernikahan pada orang yang belum menikah.. :)
  • Assalamualaikum, masbro (*sebenarnya, beliau manggil nama. Selanjutnya nama itu akan terus diganti menjadi "masbro"  :-).. Ini XXX (**disamarkan untuk privasi ibu ini).. Approve, ya.. mau tuker fikiran.. Butuh pencerahan..
  • Wa'alaykumsalam.. Sip..udah diconfirm,bu..
  • masbro,, minta ilmunya.. XXX lagi bener-bener pengen tau hak-hak seorang istri dan kewajiban istri. Plus sebaliknya.. Terus kalo suami berbuat dijalan yg salah kewajiban istri kan buat mengingatkan..? Tapi kalo misalkan suami ga sadar sadar kalo ternyata jalannya salah dan meminta istri nya untuk tidak mencampuri urusan nya gimana?? Dosa ga istri nya kalo gitu?? Nuhun ya masbro.. 
  •  bu XXX punten baru dijawab, soalnya baru ada kesepatan ke warnet..maklum belom ada modem sendiri..(curcol dikit.hehe)

    Beberapa kewajiban istri yang harus dipenuhi:
    1. Mentaati suami dalam perkara yang baik
    2. Tidak boleh memasukkan seseorang ke dalam rumahnya ketika suaminya tidak ada
    3. Tidak keluar rumah kecuali dengan izin suaminya
    4. Menjaga harta suami
    5. Melayani dan membantu suami
    6. Mensyukuri kebaikan suami

    Kewajiban Seorang Suami
    1. Membantu istri agar selalu taat kepada Allah swt

    2. Memperlakukan istri dengan baik.
    3. Menafkahi istri dan anak .
    4. mengingatkan istri yang tidak taat suami.

    lengkapnya bisa didownload: #linknya sudah dipindah ke bagian bawah artikel untuk keindahan penempatan. :)



    kalo suami salah, ya istri wajib mengingatkan... hal ini menjadi hukum asal kewajiban seorang muslim: memerintahkan yang ma'ruf (kebaikan), dan mencegah hal munkar (keburukan).
    kalo suami ga sadar, mungkin perlu dievaluasi mulai dari cara kita menyampaikan, apakah sudah tepat dan secara halus.. karena meskipun yang kita beritahukan adalah kebaikan dan kebenaran, tapi kalo cara yang dpake "gak cocok" sama orang yang kasihtau, biasanya malah nolak..
    hal lain yang perlu diperhatikan adalah tentang diri kita sendiri.. menurut pengalaman ini mah: kalo kita sendiri masih sering melakukan kesalahan, biasanya agak susah masuk kalo kita ngingetin ke orang lain.. seolah2 Allah lebih menutup hati orang yang kita ingetin.. nah karena itu, selain mengingatkan orang lain, kita juga tentu harus sambil memperbaiki diri juga..

    selain itu istri yang mengingatkan juga harus sabar, bu... karena manusia butuh proses..
    bicarakan baik2, dengan hati dingin, diiringi doa, dan dengan mengandalkan kedewasan suami-istri, saya yakin semua masalah bisa diatasi..:)
    wallahu'alam..
==========================================================================
SEMOGA MENGINSPIRASI!
WALLAHU'ALAM....

download terjemah kitab/buku Al-lnsyirah fi Adabin Nikah Zaadul Ma'ad fi Hadyi Khairil 'lbaad Juz 4 di 4shared.com di 4shared.com | di Mediafire.com (Tuntunan Lengkap Pernikahan-Ibnul Oayyim Al-Jauziyyah [warning!!! seriously for adult only!!!] )
read more

adab berdiskusi dan debat dalam Islam, dikutip dari kitab min muqawimmat nafsiyah islamiyah (pilar-pilar pengokoh nafsiyah Islam)

Al-Jadal adalah At-Tahâwur (berdiskusi atau berdialog), seperti firman Allah:

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita mengajukan gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal-jawab antara mereka antara kamu berdua.” (TQS. al-Mujadalah [58]: 1)

Dalam ayat ini Allah menyebut al-jadal (berdebat) dengan istilah at-tahâwur (berdiskusi). Definisi al-jadal  (berdebat) adalah penyampaian hujjah atau yang diduga sebagai hujjah oleh dua pihak yang berbeda pendapat. Tujuannya untuk membela pendapat atau madzhabnya, membatalkan hujjah lawan, dan mengubahnya kepada pendapat yang tepat dan benar menurut pandangannya.
Berdebat termasuk perkara yang diperintahkan syara’ untuk menetapkan kebenaran dan membatalkan kebatilan. Dalilnya adalah firman Allah Swt:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (TQS. an-Nahl [16]:125)

 Firman Allah Swt:

“Katakanlah, ‘Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar’” (TQS. al-Baqarah [2]: 111)

Rasulullah saw. juga telah mendebat kaum Musyrik Makkah, Nasrani Najran, dan Yahudi Madinah. Pengemban dakwah akan senantiasa menyeru kepada kebaikan (Islam), amar makruf nahyi munkar, dan memerangi pemikiran yang sesat. Karena berdebat telah ditentukan sebagai uslub dalam semua aktivitas yang wajib tersebut, maka berdebat menjadi suatu kewajiban pula berdasarkan kaidah (ushul): 
"Suatu kewajiban yang tidak sempuran (pelaksanaannya) tanpa sesuatu, maka sesuatu itu (hukumnya) wajib."
 
Di antara perdebatan ada satu jenis perdebatan yang dicela secara syar’i, sehingga menjadi satu bentuk kekufuran, seperti mendebat Allah dan ayat-ayat-Nya. Allah berfirman:

"Dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah , dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksaan-Nya." (TQS. ar-Ra’du [13]: 13)

"Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir." (TQS. Ghâfir [40]: 4)

Orang yang kufur adalah orang yang mengingkari (kebenaran), bukan orang yang membenarkan (kebenaran). Sebab, orang yang ingkar akan berdebat dalam rangka untuk membantah kebenaran. Sedangkan orang yang menetapkan kebenaran (al-mutsbit) akan berdebat untuk memastikan kebenaran dan melenyapkan kebathilan. Allah berfirman:

“Mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu.” (TQS. Ghâfir [40]: 5)
“Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (TQS. az-Zukhruf [34]: 58)

Berdebat tentang al-Quran untuk menetapkan bahwa al-Quran bukan mukjizat atau bukan berasal dari Allah juga merupakan suatu kekufuran. Ahmad telah meriwayatkan hadits marfu’ dari Abû Hurairah; Rasulullah saw. bersabda:

“Berdebat tentang al-Quran adalah kufur.” (Ibnu Muflih berkata, “Hadits ini isnadnya baik dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir”)

Ada juga perdebatan yang makruh, seperti mendebat kebenaran setelah jelas dan tampak sebagai kebenaran. Allah Swt. berfirman:

“Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu)” (TQS. al-Anfâl [8]: 6)

Berdebat bisa dilakukan dengan hujjah (dalil) atau dengan syubhat dalil. Adapun berdebat dengan menggunakan selain keduanya merupakan syaghab dan takhlith. Definisi syubhat adalah sesuatu yang dibayangkan oleh suatu madzhab dalam bentuk hakikat, padahal kenyataannya tidak demikian. Ini adalah definisi Ibnu Aqil. Ibnu Hazm telah mendefinisikan asy-syaghab adalah merekayasa hujjah yang batil dengan menggunakan suatu premis atau premis-premis yang rusak, yang akan menggiring kepada kebatilan. Disebut juga al-safsathah (mengelabuhi). Ibnu Aqil berkata, “Siapa saja yang suka menempuh metodologi ahli ilmu, maka ia hanya dibenarkan berbicara dengan hujjah (dalil) atau syubhat dalil. Sedangkan asy-syaghab adalah merupakan pencampuradukan yang dilakukan oleh ahli debat. Dari paparan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa asy-syaghab adalah berdebat tanpa menggunakan dalil atau syubhat dalil.

Di antara adab dan aturan berdebat yang telah diwasiatkan oleh para ulamadengan sebagian tambahanadalah :
a.    Mengedepankan ketakwaan kepada Allah, bermaksud taqarrub kepada-Nya, dan mencari ridha-Nya dengan menjalankan perintah-Nya.
b.    Harus diniatkan untuk memastikan kebenaran sebagai kebenaran dan membatilkan yang batil. Bukan karena ingin mengalahkan, memaksa, dan menang dari lawan.
Asy-Syafi’I berkata, “Aku tidak berbicara kepada seorang pun kecuali aku sangat suka jika ia mendapatkan taufik, berkata benar, dan diberi pertolongan. Ia akan mendapatkan pemeliharaan dan penjagaan dari Allah. Aku tidak berbicara kepada seorang pun selamanya kecuali aku tidak memperhatikan apakah Allah menjelaskan kebenaran melalui lisanku atau lisannya.” Ibnu Aqil berkata, “Setiap perdebatan yang tidak bertujuan untuk membela kebenaran maka itu menjadi bencana bagi pelakunya.”
c.    Tidak dimaksudkan untuk mencari kebanggaan, kedudukan, meraih dukungan, berselisih, dan ingin dilihat.
d.    Harus diniatkan untuk memberikan nasihat kepada Allah, agama-Nya, dan kepada lawan debatnya. Karena agama adalah nasihat.
e.    Harus diawali dengan memuji dan bersyukur kepada Allah dan membaca shalawat kepada Rasul-Nya saw.
f.     Harus memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar diberi taufik terhadap perkara yang diridhai-Nya.
g.    Harus berdebat dengan metode yang baik dan dengan pandangan dan kondisi yang baik. Dari Ibnu Abbas sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya petunjuk yang baik, cara yang baik, dan tidak berlebih-lebihan adalah satu bagian dari dua puluh lima bagian kenabian(HR. Ahmad dan Abû Dawud. Ibnu Hajar berkata dalam kitab al-Fath bahwa hadits ini isnadnya hasan).
h.   Singkat dan padat dalam berbicara. Yaitu berbicara sedikit, menyeluruh, dan fasih (sesuai dengan yang dimaksudkan). Terlalu banyak bicara akan mengakibatkan kebosanan. Disamping juga lebih berpeluang menimbulkan kekeliruan, kelemahan, dan kesalahan.
i.    Harus sepakat dengan lawan debatnya terhadap dasar yang menjadi rujukan keduanya. Dengan orang kafir dasar yang dijadikan sebagai rujukan adalah akal semata-mata, sedangkan jika berdebat dengan seorang muslim, dasar rujukannya adalah akal dan naql. Akal menjadi rujukan pada perkara-perkara yang bersifat rasional. Sedangkan pada perkara-perkara yang bersifat syar’i, naql-lah yang menjadi dasar rujukannya, sebagaimana Firman Allah:

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul.(TQS. an-Nisa [4]: 59)

j.    Orang kafir tidak boleh didebat dalam perkara cabang syariat. Sebab, ia tidak beriman kepada perkara pokok syariah. Karenanya, hendaknya tidak berdebat dan berdiskusi dengan mereka mengenai pernikahan dengan empat isteri, kesaksian wanita, jizyah, hukum waris, haramnya khamr, dan sebagainya.
k.   Tidak mengeraskan suaranya kecuali sebatas untuk bisa didengar oleh orang yang ada di sekitarnya. Dikisahkan ada seorang lelaki dari Bani Hasyim yang bernama Abd ash-Shamad berbicara di hadapan Khalifah al-Ma’mun dengan mengeraskan suaranya. Kemudian al-Ma’mun berkata, “Wahai Abd ash-Shamad, janganlah engkau mengeraskan suaramu. Karena sesungguhnya kebenaran terdapat pada yang paling tepat, bukan yang paling keras.” (Al-Khatib dalam al-Faqih wa al-Mutafaqqih).
l.    Tidak boleh merendahkan lawan diskusi dan meremehkan persoalannya.
m. Harus bersabar atas penyimpangan lawan diskusi, bersikap sabar, dan memaafkan kesalahannya, kecuali orang itu memang pandir. Maka kita harus menjauhkan diri dari berdiskusi dan berdebat dengannya.
n.   Harus menjauhi al-hiddah dan al-dhajjar. Ibnu Sirin berkata, “al-hiddah merupakan kiasan dari kebodohan.” Maksudnya adalah bodoh dalam berdiskusi.
o.   Apabila berdebat dengan orang yang lebih banyak pengetahuannya maka hendaknya tidak mengatakan, “Engkau salah,” atau, “Perkataan anda keliru,” melainkan harus mengatakan, “Bagaimana pendapat anda jika ada orang yang mengatakan,” atau membantah dengan menggunakan redaksi orang yang meminta petunjuk, seperti berkata, “Bukankah yang benar itu pernyataan demikian?”
p.   Berusaha memikirkan dan memahami perkara yang disampaikan oleh lawan diskusi dan tidak boleh cepat-cepat berbicara sebelum lawan diskusi selesai berbicara. Dari Ibnu Wahab ia berkata; Aku mendengar Malik pernah berkata, “Tidak ada kebaikan pada jawaban sebelum dipahami terlebih dahulu. Bukan termasuk adab yang baik jika seseorang memutuskan pembicaraan lawannya.” Adapun jika lawan diskusi adalah hanya ingin berdebat, keras kepala, banyak membicarakan yang tidak bermanfaat, maka yang menjadi sikap asal adalah tidak berdiskusi dengannya jika hal itu telah diketahui ada pada dirinya. Apabila baru terungkap di tengah-tengah diskusi, maka ia harus menasihatinya. Apabila ia tidak bisa menjaga diri maka putuskanlah pembicaraan.
q.   Hendaknya menghadapkan wajahnya kepada lawan diskusi, dan tidak berpaling kepada orang-orang yang hadir di forum diskusi untuk meremehkan lawan diskusinya. Jika lawan diskusi melakukan hal itu, maka harus dinasihati. Apabila ia tidak mau menghentikannya, maka hentikanlah diskusi.
r.    Tidak boleh berdebat dengan merasa hebat dan takjub terhadap pendapatnya. Sebab, orang yang ujub tidak akan menerima pendapat dari orang lain.
s.   Tidak boleh berdebat di forum-forum yang ditakutkan, seperti berdiskusi di tempat terbuka dan di forum-forum umum. Kecuali jika ia merasa tenteram dengan agamanya, tidak takut karena Allah terhadap caci maki orang yang mencaci, siap menanggung risiko dari pembicaraannya, baik berupa penjara atau bahkan pembunuhan. Apabila ia tidak bias meneguhkan dirinya bersama Hamzah (tidak mampu mengatakan hak di hadapan penguasa yang dzalim), maka sikap diam lebih utama. Karena dalam kondisi seperti itu (dikhawatirkan) ia akan meremehkan agama dan ilmu. Dalam kondisi ini, bisa diingat kembali bagaimana sikap para ulama terdahulu semisal Imam Ahmad dan Imam Malik. Juga sikap para ulama masa kini seperti para ulama yang mendebat Muamar Kadafi ketika mengingkari as-sunah.
t.    Tidak boleh berdebat dengan orang yang tidak disukai. Baik kebencian ini berasal dari dirinya atau datang dari lawannya.
u.   Tidak berpanjang lebar dalam pembicaraan, khususnya pada perkara-perkara yang sudah diketahui lawan diskusi. Melainkan harus berbicara dengan singkat, namun tidak merusak maksud.
v.   Tidak boleh berdiskusi dengan orang yang meremehkan ilmu dan ahlinya, atau di hadapan orang-orang pandir yang meremehkan diskusi dan orang-orang yang sedang berdiskusi. Imam Malik berkata, “Termasuk merendahkan dan meremehkan ilmu jika seseorang membicarakan ilmu di hadapan orang yang tidak mentaati ilmu itu.”
w.  Tidak boleh merasa rendah untuk menerima kebenaran ketika kebenaran itu tampak pada lisan lawannya. Karena sesungguhnya kembali kepada kebenaran lebih baik daripada terus menerus dalam kebatilan. Juga supaya termasuk ke dalam golongan orang yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang paling benar.
x.   Tidak boleh mengacaukan jawaban, yakni dengan memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan. Seperti:

Penanya             : Apakah Arab Saudi itu Daulah Islam?
Penjawab            : Peradilan di sana Islami.

Jawaban ini adalah mughalathah (kacau atau tidak sesuai pertanyaan). Jawaban yang seharusnya adalah mengatakan ya, tidak, atau saya tidak tahu. Jawaban mana pun dari ketiga jawaban ini termasuk jawaban yang muthabiqah (sesuai pertanyaan).
y.    Tidak mengingkari perkara-perkara penting sehingga menjadi penentangnya. Seperti orang mengingkari permusuhan orang-orang kafir terhadap kaum Muslim. Atau mengingkari bahwa system yang diterapkan di negeri-negeri Islam adalah sistem kufur, yakni tidak berhukum dengan Islam.
z.    Tidak menghindarkan diri dari membuang argumentasinya dalam setiap masalah yang cocok dengannya. Seperti memperbolehkan membeli rumah-rumah di Barat dengan riba yang didasarkan pada al-hajah al-khasshah (kebutuhan khusus) yang diturunkan dan dari ad-dharurah al-khashah (darurat khusus), kemudian tidak memperbolehkan kebutuhan-kebutuhan lain seperti makanan, pakaian, dan pernikahan dengan riba. Maka sesungguhnya memperbolehkan suatu kebutuhan berarti telah memubahkan banyak hal yang haram, meskipun tidak menghilangkan argumentasi dan kaidahnya dalam setiap kebutuhan, maka sungguh telah bertentangan.

download terjemah buku/kitab Min Muqawimat an-Nafsiyah al-Islamiyah (pilar-pilar pengokoh nafsiyah Islam part 1
download terjemah buku/kitab Min Muqawimat an-Nafsiyah al-Islamiyah (pilar-pilar pengokoh nafsiyah Islam part 2
read more