30 Jul 2011

are you gay? WTF?!

Some people asks me that f****** question. Do you know, actually I always upset when someone asked me that f***** thing. But hei! I can't make you people sure that I definitely, absolutely, 100% not a gay. The only I can do is asking to you people, what make you think that I'm a gay? Because I have no girlfriend? Because you never seen me closed to a girl? WTF!!

Okay.. Once again I can't make you people sure that I'm not like you people think, but you can read my article about the 'gay thing' on To the Fu**ing homosexual who always texting me almost twice everyday.

About the reason why I have no girlfriend and never closed to girls you can read Mengertilah! karena aku mencintaimu dalam diamku, and Insya'a-llah I will post another article about "nidham al-Ijtima'i fiy al-Islam". Just make sure that you always visit my blog at least weekly..hehe :)

Then that's all I can say to you. Yeah! You, fool people who keep the f****** su'udhan in your f****** mind! If you still keep the f***** mind, I think you'll burned on the h***l with your f***** a** hole!
read more

23 Jul 2011

Belajar dari Angry Birds

Pernah main angry birds? Yeah, game sederhana tentang burung-burung yang marah karena telurnya dicuri oleh kumpulan babi-babi hijau (apa iya ada babi ijo? Kalo pisang ijo mah ada. Hehe), kemudian bertarung untuk merebut kembali telur2nya. Game ini kocak sekaligus mengesalkan. Kocak karena ekspresi-ekspresi burung dan babi yang nyeleneh, mengesalkan karena seringkali sasarannya meleset padahal tersisa satu babi lagi untuk dihancurkan.

Dari game ini kita bisa medapatkan pelajaran tentang pergerakan alias movement. Game yang konon digandrungi Angelina Jolie dan Jack Black ini menyadarkan saya betapa usaha kita untuk merubah seseorang ataupun masyarakat itu harus dilakukan secara kontinu dan tidak dipandang apakah yang dilakukan itu kita nilai kecil ataupun sederhana, misalkan ‘sekedar’ mengajak orang untuk mengobrol tentang ide yang kita emban. Sekecil apapun burung yang kita lempar ke udara untuk menghantam kaca, kayu ataupun batu, pasti akan mempengaruhi posisi ataupun kondisi yang terkena hantaman burung itu. Tak menjadi masalah jika hanya retak, karena akan ada burung lain yang menyempurnakan langkah awal kita. Begitu pun dengan apa yang kita lakukan di dunia nyata. Sesederhana apapun usaha kita, sungguh akan berbekas meski hanya menggeser 1 mikron meter. Ya! Percaya atau tidak, akan berkontribusi pada perubahan di masa depan.

Saya tidak menyangka bahwa tulisan kawan saya di masa SMA yang berjudul “Islam yang terpenjara” (yang saya kemudian saya bajak dan membuat sang penulis agak marah, hehe) akan membuat seseorang menyimpan memori tentang tulisan itu dan katanya membuat dia akhirnya mengkaji Islam.

Apa yang kita lakukan itu tidak perlu sempurna. Menulis arikel, puisi, fotografi, editing foto (digital imaging yang syar’i), diskusi lepas, orasi jalanan, opini tempel/leaflet propaganda, ‘grebek organisasi’, baju propaganda, atau apapun itu yang bisa dilakukan, maka lakukanlah tanpa beban! Tidak peduli tulisan yang kalian buat acakadut dari segi sistematika, fotografi yang komposisinya entah bagaimana, design opini tempel yang cupu, orasi jalanan yang lebih banyak “eu..” daripada bicaranya, ‘gerebek organisasi’ yang mengundang galonan keringat karena kalian diserang balik, itu tidak masalah! Saya katakan seperti ini bukan berarti kita tidak perlu melakukan peningkatan valensi diri untuk performance yang lebih ashoy, tapi untuk memecah keengganan kita untuk melakukan satu hal saja untuk perubahan.

Sepertihalnya reaksi fusi bom atom yang berawal dari bergeraknya inti-inti hydrogen, sepertihalnya burung-burung di angry birds yang menggeser dan memecah satu batu. Tidak perlu risau seandainya belum bisa membuat karya seperti Imam syafi’I, tidak perlu galau seandainya belum mampu berorasi selihai Ustadz Felix Siauw, tidak perlu kawatir karena belum mampu menyusun kisah ringan namun berisi layaknya oom pengkhianatyangtelahmusnah (pytm) di buku “begundal militia”! lakukan APAPUN yang kalian mau dan mampu lakukan untuk melakukan perubahan, dan lihat saksikanlah perubahan! (Saya jadi bingung dengan orang yang sudah mengkaji Islam tapi tidak mau bergerak ‘sedikitpun’.)

Itulah yang membuat saya menangkringkan apapun kata-kata yang melompat di neuron saya d blog ini. TERSERAH apa pendapat kalian mengenai blog ini. Mungkin ada yang bilang “hm.. design nya agak kurang kece”, “gambarnya kampring”, “diksinya enggak asik”, “blog apaan nih?!”, “alah, tulisan kacangan”, “weleh, isinya curhatan ABG labil a.k.a. ABABIL”, atau APAPUN saya gak peduli!

Saya akan dengarkan kritikan jika memang kritikannya disertai solusi yang membangun. Jika tidak, maka saya akan menjawab: WHATEVER! MAKE YOUR F****** OWN SITE!
read more

Time machine

Tulisan ini sebenarnya gak penting-penting amat. Cuma sharing kegundahan yang udah lama ada di otak tentang Time Machine alias mesin waktu. Kegundahan ini ada sejak dulu sebenarnya. Sejak nonton Doraemon dan disambung dengan film “back to the future”, terminator, isu bahwa black hole itu nyambung dengan masa lalu atau masa depan, dan kemunculan orang yang ngaku-ngaku kembali dari masa depan dengan bantuan mesin waktu.

Pertanyaan yang sering melompat-lompat di otak saya adalah jika memang benar mesin waktu itu ada, maka akan seperti apa jadinya kejadian-kejadian dunia?

Mari buat permisalan, pemirsa.

Misalnya saya adalah orang jahat yang di kemudian hari akan membunuh ratusan orang, dan di antara orang-orang yang saya bunuh itu adalah seorang yang sedang membawa anak kecil. Nah, kemudian anak kecil itu tidak saya bunuh karena saya merasa kasihan ke dia. Ternyata anak kecil itu ingat dengan kejadian itu sampai-sampai dia ingat wajah saya saat muda, tumbuh dengan rasa dendam pada saya dan pada akhirnya dengan berbekal “semangat” dendam itu dia berusaha menjadi orang pandai dengan harapan suatu saat dia dapat membuat mesin waktu yang bisa membawanya ke masa lalu dan mencegah saya membunuh orang tuanya, sehingga dia bisa lebih lama bersama orang tuanya.

Singkat cerita, saya yang jahat itu mati ditikam orang lain, sedangkan si anak menjadi professor yang menemukan mesin waktu. Kemudian dia pergi ke masa lalu dan membunuh saya lebih dahulu agar saya tidak membunuh orangtuanya. Nah, berarti ada beberapa hal yang akan berubah: saya tidak menjadi orang jahat, orangtua si anak tidak mati, dan “semangat” balas dendam yang membuat si anak menjadi penemu mesin waktu tidak ada.

Pertanyaanya adalah: jika si anak tidak memiliki “semangat” dendam, bukankah ada kemungkinan cerita hidupnya yang menjadi penemu mesin waktu itu bisa berubah? Mungkin saja dia jadi tukang keliling jualan kolor, atau jadi tukang cendol elizabet yang harganya gocengan itu, atau mungkin juga malah jadi si Poltak yang digugat istrinya kan? Berarti peristiwa si anak yang kembali ke masa lalu dan membunuh saya itu tidak ada, tho? Kan mesin waktunya juga gak dia buat? Lalu bagaimana dengan semangatnya? Tentu saja tidak akan ada!

Hmm.. bingung saya! Jadi mungkinkah time machine itu ada di waktu yang akan datang? Wallahu’alam..
read more

10 Jul 2011

chat-chat-chat-chat

A:
asslmlkm..
hai, om.. :)

B:
www.hai... eh salah tik..

A:
lha?

B:
«crying»

A:
nopo tho, pak..?

B:
pokokna mah mendung di atas tanah harapan

A:
whuidih..
ngerii..
yo wis..

B:
lebih ngeri dan menyayat hari..«crying»

A:
ckckckckck..
nopo tho?

B:
gundukan pasir impian tersapu oleh gelombang kecil..

A:
takperlu takut.. karena sahara masih luas membentang, saudaraku.. :)

B:
cape klo mesti ngebangun gundukan lagi..«crying»«crying»

A:
karena hidup memang kita dedikasikan untuk membangun dan meraih sesuatu, maka tak perlu gundah kala lelah menyergap.. :)
sungguh lelah akan kita sambut dengan pencapaian yang menenangkan jiwa jika kita mau bersabar mengerti betapa Allah selalu memiliki jalan cerita yang indah..:)

B:
skenario Tuhan memang tak pernah bisa dibaca mata manusia..

A:
yap..
seperti halnya semut di puncak gunung yang mungkin sulit menerima bahwa ada samudera membentang..
apapun masalah yang menimpa antum mudah2an alloh memudahkan untuk menyelesaikannya, pa.. :)
saya off duluan, ya..
udah diusir warnetnya, uy.. :p

B:
dia memang bukan milik saya, tpi milik sang pencipta..bodonya diriku tatkala aku tak minta pada-Nya.

A:
mangtab..:)

B:
ah, kaluman..kirain teh pake modem

A:
heheh
modemnya dibawa mamak aku, om.. :)

B:
beli sepuluh atuh..

A:
sok pangmeserkeun..:p
nanti kita sambung lagi ya, pa..:)
kalo ada waktu jalan2 ke blog awak, ya..
:)
salam'alaykum..:)

B:
ho oh..ayena ge langsung cabut ka blog..web simkuring ge nuju ngantosan diluncurkan
read more

1 Jul 2011

To the Fu**ing homosexual who always texting me almost twice everyday.

Maap-maap nih, diksi tulisan kali ini mungkin bikin kalian yang baca panas matanya, tapi saya pikir hanya dengan diksi inilah pesan saya akan dapat tersampaikan dengan lugas tanpa celah kepura-puraan, karena kepura-puraan tidak akan menghasilkan apapun kecuali hasil yang pura-pura juga.

Mungkin kalian yang baca aneh, ngeri, atau bahkan jijik dengan judul yang saya pilih, tapi saya katakan bahwa ini adalah perwujudan rasa kesal saya pada manusia-manusia terkutuk yang mengamalkan tingkah-tingkah laknat kaum nabi Luth as.


Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu memperlihatkan(nya)?" (QS. An-Naml: 54)

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.
Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. (QS. Al-Hijr: 73-74)

Sungguh, saya sesungguhnya bukanlah tipe orang yang suka mencaci dan melafalkan kata-kata yang kasar di keseharian saya, namun DEMI ALLAH perbuatan menjijikan pengikut tingkah laku kaum Nabi Luth as. Ini tidak layak untuk dilemah lembuti!
Semuanya bermula dari saya yang harus mengulang suatu mata kuliah praktikum yang salahsatu tugasnya adalah melakukan pemeriksaan psikologi yang akan memunculkan (mengorek) tentang aspek relasi interpersonal seseorang. Saya kemudian memeriksa subjek di laboratorium psikologi, dan ternyata kami harus melakukan anamnesa (penggalian informasi tentang kehidupan seseorang yang diantaranya dengan metode interview). Mau tidak mau, ya saya harus melakukan interview dengan subjek pemeriksaan saya.
Singkat cerita, kami lalu bertemu di dekat masjid kampus. Untuk lebih menjaga privasi, kami lalu mencari tempat yang agak jarang orang. Pindahlah kami ke sebelah selatan masjid. Di situlah saya mulai mengorek kehidupannya, dan tak dinyana kemudian sang manusia laknat itu menceritakan tentang semua perilakunya yang tak jauh berbeda dengan ANJING! NAJIS SAYA SEKEDAR MEMIKIRKAN UNTUK MERANGKAI KATA UNTUK MENDESKRIPSIKAN PERILAKUNYA YANG LEBIH RENDAH DARI BINATANG ITU!
Setelah berakhir proses anamnesa, saya lalu membuat laporan praktikum itu. Belum habis rasa jijik, shock, dan tidak percaya atas cerita subjek yang saya periksa, kemudian manusia keparat itu sejak saat itu selalu mengirimi saya SMS hampir 2 kali dalam sehari!
Saya awalnya menyangka sms itu dari perempuan, karena kadang memang ada perempuan yang entah apa maksudnya mengirim sms ke nomor saya, namun belakangan saya tahu bahwa ternyata makhluk terlaknat itu yang mengirimi sms hampir tiap hari!
Saya akhirnya ber'azzam jika kelakuan terlaknat itu masih berlangsung, hingga waktu tertentu, maka maka saya akan menjadikan dia tidak bisa lagi hidup dengan nyaman!!

read more

script khutbah jumat 24 juli 2011

(Tahmid), (Shalawat), (Syahadat)

Qaalallahu ta’ala fiy qura’anil kariim, wahua ashdaqul qaailiin:


‘amma ba’du, Ayuhal haadiruun, ittaqullaha haqqatu qaatihi walaa tamuutunna illa wa antum muslimuun!

Puji syukur kita panjatkan mari kita panjatkan pada Allah swt. Yang telah memberikan kita bermacam nikmat melimpah, yang dengannya kita bisa menjalani berbagai aktifitas. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan pada junjunan dan tuntunan kita, Rasulullah Muhammad saw., pada keluarganya yang beriman, pada sahabatnya, tabi’in, tab’iut tabi’in, dan mudah-mudahan sampai pada kita selaku ummat di akhir zaman.

Hadirin sidang jum’at rahimakumullah,

Di zaman yang katanya modern sekarang, jika kita menanyakan pada orang-orang dan merenungi sendiri, kita akan mendapati kekurangan-kekurangan di tengah kehidupan yang membuat kita menyimpulkan bahwa hidup kita masih jauh dari kata ‘barakah dan sejahtera,meskipun maju dalam sebagian aspeknya.

Hadirin sidang jum’at rahimakumullah,

Di setiap jumat para khatib tidak pernah lepas dari lafadz “ittaqullaha haqqatu qaatihi”, yang kita semua tahu bahwa ittaqullah di sana adalah menyeru untuk benar-benar memegang teguh risalah yang Allah turunkan, yaitu menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Dalam hal mematuhi perintah Allah, jika kita merujuk dalam al-quran, maka kita akan mendapati bahwa jika kita menjalankan perintah Allah secara konsisten dan tidak melanggarnya, maka kita manusia akan mendapatkan keberkahan yang luarbiasa sebagaimana tadi khatib bacakan ayat di awal

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-a’raf: 96)

Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa Allah akan menurunkan ke berakahan dari langit dan bumi. Keberkahan di situ tentu saja kita akan memaknainya bukan hanya sebagai melimpahnya berbagai sumberdaya yang ada, namun keberkahan adalah dimaknai juga sebagai rasa berkecukupan dan lebih dari itu adalah rasa ketenangan karena telah menjalankan perintah dari Allah dan rasul-Nya.

Sedangkan jika melanggar dan membangkang perintah Allah, al-qur’an telah memberi keterangan juga:

Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. (al-a’raf: 94)

Dari kedua kondisi di atas, sudah sepatutnya kita merenungkan tentang kondisi yang tengah kita rasakan, kesempitan hidup dan penderitaan ataukah keberkahan yang berada di tengah-tengah kehidupan kita sekarang?

Kemudian selanjutnya tentu saja sudah seharusnya kita merenungkan sudahkah ketertundukan pada aturan-aturan Allah ada dalam setiap aktivitas kita?

Kita selaku muslim tentu tahu bahwa ada 3 objek seruan dalam Islam. Yang pertama adalah individu, kemudian jama’ah atau kelompok, yang ketiga adalah institusi Negara.

Di level individu, kita akan mendapati seruan syariah yang mewajibkan kewajiban yang bisa dijalankan oleh individu: solat, zakat, shaum, haji, dll.

Kemudian di level jama’ah atau kelompok kita akan dapati kewajiban adanya pergerakan yang melakukan aktivitas ‘amr ma’ruf nahyi munkar, sebagaimana disebutkan dalam surat ali Imran 104:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104)

Sedangkan di dalam konteks Negara, ada juga kewajiban yang Allah perintahkan terkait dengan hukum perdata:

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Maidah: 38)

Selain itu di dalam aspek pengelolaan SDA: terdapat hadits:

اْلمُسلمُو ن شُر كا ء في ثلا ث في الكلإ والما ء واانا ر

Kaum muslim berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air, dan api. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Oleh karena itu aspek yang kita coba renungkan bukan hanya tentang ketertundukan pada aturan-aturan Allah, pada level individu saja, namun ketertundukan kita dalam level jama’ah dan juga level institusi negara.

Baarakallahhu lii wa lakum!

(tahmid), (shalawat), (syahadat), (wasiat taqwa)

Setelah mencoba mengajak merenungkan tentang ketertundukan kita pada aturan-aturan Allah, di khutbah yang kedua ini khatib mengajak kita semua untuk merenungkan sebuah kisah generasi awal kaum Muslim: generasi para shahabat yang kisah-kisahnya sesungguhnya penuh dengan ibrah yang akan membuat malu para pemimpin negeri-negeri kaum Muslim yang masih memiliki rasa malu.

Suatu ketika Abdullah, putra Khalifah Umar bin Khattab, membeli seekor unta kecil dan kurus seharga 4 dirham. Lalu unta kecil itu oleh Abdullah dititipkan ke tempat pemeliharaan unta milik Negara agar bisa diurus seperti unta-unta lainnya.

Setahun kemudian unta itu telah berkembang menjadi unta yang gemuk dan sehat. Abdullah kemudian berniat menjualnya. Ia membawanya ke pasar dan ditawarkan seharga 15 Dirham. Melihat penampakan unta itu, banyak orang berkerumun. Apalagi yang menjualnya adalah seorang putra kepala Negara.

Umar bin Khattab yang saat itu tengah ke pasar langsung menuju kerumunan tersebut. Khalifah mempertanyakan apa yang sedang terjadi. “Kami sedang berebut menawar harga unta,” jawab seorang di pasar tersebut.

Suatu ketika Abdullah, putra Khalifah Umar bin Khattab, membeli seekor unta kecil dan kurus seharga 4 dirham. Lalu unta kecil itu oleh Abdullah dititipkan ke tempat pemeliharaan unta milik Negara agar bisa diurus seperti unta-unta lainnya.

Setahun kemudian unta itu telah berkembang menjadi unta yang gemuk dan sehat. Abdullah kemudian berniat menjualnya. Ia membawanya ke pasar dan ditawarkan seharga 15 Dirham. Melihat penampakan unta itu, banyak orang berkerumun. Apalagi yang menjualnya adalah seorang putra kepala Negara.

Umar bin Khattab yang saat itu tengah ke pasar langsung menuju kerumunan tersebut. Khalifah mempertanyakan apa yang sedang terjadi. “Kami sedang berebut menawar harga unta,” jawab seorang di pasar tersebut.

“Unta kepunyaan siapa?” Tanya Umar.

”Kepunyaan Abdullah putra anda, wahai Amirul Mukminin!” jawanb orang tersebut.
Umar lalu memanggil Abdullah dan berkata dengan nada keras, ”Aku tahu, kamu dulu membeli unta kecil dan kurus. Aku tahu pula, unta mu menjadi besar dan gemuk karena diurus di peternakan unta milik negara. Pasti unta ini akan terjual mahal karena memang bagus. Akan tetapi, status kamu sebagai anakku, ikut menaikkan harga unta ini. Maka aku harus melakukan tindakan keras agar hal seperti itu tidak akan terulang kembali.”

Abdullah ketakutan mendengar itu. Umar melanjutkan: ”Ambil harga pembelianmu dulu sebesar empat dirham. Selebihnya, serahkan ke baitul mal, karena engkau telah memelihara unta secara gratis. Engkau menggunakan fasilitas pemerintah untuk kepentingan pribadimu. Orang-orang dipeternakan tak berani menolak, karena engkau anakku. Kalau engkau bukan anak amirul mukminin, para petugas tak mungkin menerima titipan unta kurus untuk dipelihara di sana.”

Setelah mengetahui tentang kisah tadi, mari kita bandingkan dengan kondisi para pemimpin negeri-negeri kaum muslim, sudahkah mereka seperti yang dilakukan Ummar bin khattab?

Demikian yang dapat saya sampaikan, mari kita tutup jumat ini dengan doa:

(------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------)

read more