12 Mar 2013

bla.. bla.. bla..


Hari ini entah setan dari mana yang menghinggapi kepala, saya tiba-tiba pengen teriak, pengen menghilang, pengen lari-lari. Tapi pada akhirnya semuanya Cuma berhenti di “pengen”. Karena pada faktanya saya gak melakukan satupun.

Lalu apa yang saya lakukan? Tentu berakhir dengan menampari tuts-tuts hitam bertuliskan huruf-huruf putih. Iya, saya malah “hadir” di depan kalian. Ini di sini. Bukan di lapang dengan sepatu kets, bukan di gunung dengan suara parau setelah teriak, atau di tempat entah berantah.

Apa karena saya tidak cukup berani untuk berlaku ‘liar’ semacam di atas? Bukan! Karena saya sudah ber’azzam untuk tidak lagi lari dari masalah-masalah dan tekanan-tekanan. Tunggu dulu, bukan berarti saya berfikiran bahwa tindakan menghilang, lari, ataupun teriak itu berarti lari dari masalah, hanya saja pada saat ini permasalahan dan tekanan-tekanan yang saya hadapi ini membutuhkan penyelesaian yang cepat. Bukan dalam hitungan bulan, minggu, atau hari, tapi hitungan jam! Artinya adalah jika saya melakukan hal-hal di atas—yang tentu saja membutuhkan banyak waktu—maka justru saya akan melalaikan apa yang menjadi persoalan-persoalan saya ini. Artinya saya lari dari masalah, dan saya tidak akan melakukan hal itu. Tidak begitu.

Kenapa? Karena seberapa berat pun masalah, sungguh sudah dijanjikan bahwa itu tidak akan melebihi kemampuan atau kapasitas yang saya miliki. Saya yakin itu, karena Pencipta saya yang mengatakannya langsung pada saya. Lho? Mengatakan langsung? Ya baca saja di kumpulan kalam-Nya. Bagi saya, dengan membaca kalam-Nya itu adalah komunikasi secara langsung. Seperti halnya surat dengan alamat yang ditujukan pada alamat rumah saya dari seseorang yang nun jauh di sana. Tentu surat itu sangat bersifat privat, bukan ditujukan untuk orang di seisi rumah, apalagi untuk seluruh orang di kota tempat saya tinggal.

Ah, sudahlah. Nampaknya sudah cukup saya membuat lubang di gunung api yang akan erupsi. Lagi pula saya sudah terlalu lama ada di depan kalian. Sudah sekitar 20 menit. Bukannya saya bilang bahwa persoalan saya harus dipecahkan dalam hitungan jam?

read more