8 Mar 2012

REPORTASE AKSI Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Jawa Barat


Bandung, 7 Maret 2012 - Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Jawa Barat melakukan aksi damai dalam menyikapi kebijakan penguasa yang berencana akan menaikkan harga BBM April mendatang.

Aksi Damai yang diikuti sekitar 80 orang mahasiswa ini mengangkat tema “BBM NAIK, CARA REZIM SBY NEOLIB KORUPSI!”.

Aksi dimulai dari Gelap Nyawang ITB pukul 08.00, Longmarch menyusuri Jalan Dago, Dipati Ukur, kampus Unikom, Unpad hingga berakhir di depan Gedung Sate. Para peserta aksi membawa bendera Ar-royah, bendera Gema Pembebasan, dan juga poster-poster yang bertuliskan BBM NAIK-TUMBANGKAN REZIM PENGHIANAT, BBM = HARTA MILIK RAKYAT, IDEOLOGI ISLAM = SOLUSI PROBLEM MIGAS dan sebgainya.

Selama perjalanan peserta aksi juga  meneriakkan yel-yel “Demokrasi pasti mati, demokrasi biang keladi, khilafah janji Allah yang pasti, khilafah pasti tegak kembali”, serta pekikan takbir. Aksi cukup menyita perhatian masyarakat dan para pengguna jalan. Di depan kampus UNPAD, peserta aksi berhenti beberapa saat dan menyampaikan orasi secara bergantian.

Setiba di depan Gedung Sate, para orator dari berbagai kampus mulai melakukan orasi-orasi. Dalam orasinya, Rezaldi Harisman, salah seorang aktivis Gema Pembebasan menyatakan bahwa Rezim SBY telah berkhianat kepda rakyat dengan menaikan harga BBM. Dia juga memaparkan bahwa sistem Kapitalisme-Sekuler-Demokrasi yang dianut negeri ini telah terbukti gagal dalam mengeolah migas, olehkarenaitu harus diganti dengan Sistem Islam. Kemudian orator lain memaparkan bahwa Islam juga mengatur pengelolaan sumber daya alam.

Di saat aksi tengah berlangsung, perwakilan Gema Pembebasan Jawa Barat masuk ke gedung DPRD untuk melakukan audensi dan bertemu dengan anggota DPRD, dan kemudian rekan-rekan Gema Pembebasan disuruh untuk menunggu. Saat ditanyakan alasan harus menunggu, staff DPRD mengatakan bahwa para anggota dewan yang terhormat sedang tidak ada di tempat. Mendengar kabar tersebut, sontak peserta aksi berteriak “kalian bukanlah Dewan Perwakilan Rakyat, tapi Dewan Pengkhianat Rakyat!” para peserta aksi kemudian berteriak “PENGKHIANAT! PENGKHIANAT!” berkali-kali.

Setelah diteriaki “pengkhianat”, tidak lama kemudian staff DPRD akhirnya mengatakan bahwa ada anggota dewan yang siap melakukan audiensi.


Perwakilan Gema Pembebasan yang berjumlah 7 orang diterima oleh Selly A. Gantina, A.Md (Fraksi PDI-P) selaku ketua Komisi B DPRD Jawa Barat dan Drs. Maman Abdurrahman (Fraksi PAN) sebagai wakil ketua komisi. Ipank Fatin selaku juru bicara aksi menyatakan bahwa Gema Pembebasan menolak dua opsi yang diajukan oleh Pemerintah, yakni pembatasan BBM bersubsidi ataupun penaikan harga BBM. Hal ini dinilai sebagai cara pemerintah untuk melepaskan tanggungjawabnya terhadap masyarakat. Utusan lain dari  Gema Jabar mengatakan dengan tegas Pemerintah harus taubat dari menerapkan aturan yang mendzhalimi rakyat dan dengan segera menerapkan Islam!”  

Setelah orasi-orasi dan proses audiensi telah selesai, para peserta aksi bersalaman dengan polisi dan intel yang mengawal aksi mereka. [] [GPJABAR]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar