1 Jan 2012

Reportase Islamic Intellectual Challenges edisi 2 | Auditorium Miracle UNIKOM Bandung | Rabu, 28 Desember 2011

Sekitar 130 peserta memadati ruangan Auditorium Miracle kampus UNIKOM Bandung dalam acara IIC (Islamic Intellectual Challenges) edisi ke-Dua, yang diselenggrakan oleh Gema Pembebasan Jawa Barat bekerjasama dengan LDK UMMI UNIKOM. IIC kali ini mengambil tajuk “Refleksi Akhir Tahun, Progeres Gerakan Mahasiswa Islam di Tahun 2011 dan Peluang di Tahun 2012” dengan sub-pembahasan “Mengusung Ideologi Islam sebagai Mainstream pergerakan atau tetap mandul dalam pragmatisme”. 

Peserta yang hadir berasal dari berbagai kampus di seluruh bandung dan sekitarnya diantaranya ada UPI, Unpad, ITB , Unikom, UIN, STKS, Telkom, Polban, Piksi Ganesha , Universitas Kebangsaan, Universitas Sangga Buana, dll. Bahkan beberapa peserta dari kabupaten Bandung dan dari Garut pun datang menghadiri acara tersebut. Acara yang berlangsung pada Rabu 28 Desember 2011 ini menghadirkan tiga pembicara. Pembicara pertama dihadirkan Bapak Adiyana Slamet, Sip. M.Si selaku perwakilan intelektual, yakni dosen Ilmu Komunikasi UNIKOM. Pembicara kedua yakni Ustadz Muhammad Riyan, M.Ag, dari DPD 1 HTI Jawa Barat sebagai perwakilan tokoh ormas Islam, dan yang ketiga adalah perwakilan tokoh mahasiswa, yaitu Kang Dimas Gustiranda selaku Sekjen Gema Pembebasan Pusat. 

Materi pertama disampaikan oleh Bapak Adiyana Slamet Sip. Msi, beliau memaparkan dengan berapi-api bagaimana mahasiswa saat ini enggan untuk bergerak. Beliau melanjutkan, memang ada banyak sekali gerakan-gerakan mahasiswa, namun kebanyakan dari mereka terjebak dalam pragmatisme, tidak berani untuk memunculkan dan menyerukan sebagai gerakan yang ideologis. Kemudian beliau menambahkan, diharapkan untuk 2012 mendatang, gerakan-gerakan mahasiswa jauh lebih berani lagi untuk bergerak secara ideologis dan tidak terjebak dalam pragmatisme belaka. 

Pemaparan selanjutnya dilakukan oleh Ustadz M. Riyan. Beliau menyampaikan tentang fakta-fakta perubahan dalam masyarakat. Banyak dari kalangan mahasiswa sendiri yang tidak peduli dengan kondisinya. Beliau mengingatkan agar mahasiswa jangan terjebak dengan mitos bahwa mahasiswa-lah satu-satunya agen perubahan. Beliau menegaskan bahwa mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang harus bersama-sama dengan masyarakat untuk mengadakan perubahan, selain karena dinamika kampus yang begitu cepat. 

Kemudian beliau memaparkan bahwa suatu perubahan itu tidak harus membutuhkan 100% masyarakat untuk bergerak, tapi ada simpul-simpul masa yang strategis untuk melakukan perubahan. Yang harus diperhatikan adalah arah perubahan tersebut, apakah tetap dengan sistem kapitalisme yang jelas-jelas gagal, kembali pada sosialis yang telah tumbang pada 1991, atau dengan sistem yang telah teruji berabad-abad yaitu Islam. 

Materi terakhir disampaikan oleh kang Dimas. Beliau mengibaratkan pergerakan sebagai seorang dokter. Sehingga hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan diagnosa terhadap suatu penyakit (permasalahan), kemudian menentukan akar penyebab penyakit tersebut dan akhirnya adalah memberikan obat (solusi) untuk menyembuhkan masalah tersebut. Ketika permasalahan itu sudah jelas, dan akar permasalahan sudah ditemukan, maka tinggal solusi apa yang akan digunakan untuk menyembuhkan masalah tersebut. 

Saat diterapkan hingga tumbang pada 1991, sosialis sudah gagal. Kapitalis saat ini justru menambah parah kerusakan, maka hanya Islam solusiya. Para pembicara sepakat bahwa perubahan tidak bisa dilakukan dengan pragmatisme, tapi harus ada solusi-solusi ideologis yang diperjuangkan. Dengan berbekal solusi ideologis, gerakan Islam tentu harus menanggalkan pragmatismenya, menjadikan Islam sebagai solusi, dengan Syariah dan Khilafah yang menjawab permasalahan-permasalahannya. 

Acara ini dibuat lebih bersemangat lagi dengan pembacaan puisi yang dibawakan oleh kang Irwan Abdullah, diiringi dengan kibaran-kibaran bendera ar-Royah oleh tim puisi. 

Nantikan, Islamic Intellectual Challenges Gerakan Mahasiswa Pembebasan Jawa Barat edisi ke-3 yang akan lebih dahsyat lagi!

Dari kiri ke kanan:
Moderator: Faisal Anugerah; Pembicara 1 Bpk. Adiyana Slamet; S.Ip, M.Si (Dosen Ilmu Komunikasi UNIKOM); Ustadz M. Riyan, M.Ag (DPD HTI I Jawa Barat); Dimas Gustiranda (Sekjen GEMA Pembebasan Pusat).


(para peserta yang berasal dari berbagai kampus asik mendengarkan pemaparan para pemateri)

(Pembacaan puisi oleh kang Irwan Gunawan)

(salahsatu peserta serius menyimak puisi)




(Peserta akhwat dan ikhwan serius saat pemaparan)

(Pengurus Wilayah Gema Pembebasan Jawa Barat diwawancara oleh Lembaga Pers Mahasiswa Kampus UNIKOM) 


(Penyerahan Cinderamata Pada Ustadz M. Riyan Oleh penanggungjawab acara IIC Jawa Barat)

Berikut presentasi materi yang disuguhkan di acara tersebut:
1. Refleksi 2011 -- Quo Vadis Gerakan Mahasiswa oleh Ust. M. Riyan: Download
2. Materi tentang Pergerakan Mahasiswa oleh Dimas Gustiranda: Download

Tidak ada komentar:

Posting Komentar