Bandung, 7 Maret 2012 - Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan
Jawa Barat melakukan aksi damai dalam menyikapi kebijakan penguasa yang berencana
akan menaikkan harga BBM April mendatang.
Aksi Damai yang diikuti sekitar 80 orang mahasiswa ini
mengangkat tema “BBM NAIK, CARA REZIM SBY NEOLIB KORUPSI!”.
Aksi dimulai dari Gelap Nyawang ITB pukul 08.00, Longmarch menyusuri Jalan Dago, Dipati Ukur, kampus
Unikom, Unpad hingga berakhir di depan Gedung Sate. Para peserta
aksi membawa bendera Ar-royah, bendera Gema Pembebasan, dan juga poster-poster
yang bertuliskan BBM NAIK-TUMBANGKAN
REZIM PENGHIANAT, BBM =
HARTA MILIK RAKYAT, IDEOLOGI ISLAM = SOLUSI PROBLEM MIGAS
dan sebgainya.
Selama perjalanan peserta aksi juga meneriakkan yel-yel “Demokrasi pasti mati, demokrasi biang keladi, khilafah janji Allah
yang pasti, khilafah pasti tegak kembali”, serta pekikan takbir. Aksi cukup
menyita perhatian masyarakat dan para pengguna jalan. Di depan kampus UNPAD, peserta
aksi berhenti beberapa saat
dan menyampaikan orasi secara bergantian.
Setiba di depan Gedung Sate, para orator dari berbagai kampus
mulai melakukan orasi-orasi. Dalam orasinya, Rezaldi Harisman, salah seorang aktivis Gema
Pembebasan menyatakan bahwa Rezim SBY telah berkhianat kepda rakyat dengan menaikan harga
BBM. Dia juga memaparkan bahwa sistem Kapitalisme-Sekuler-Demokrasi yang dianut negeri ini telah terbukti gagal dalam
mengeolah migas,
olehkarenaitu harus
diganti dengan Sistem
Islam.
Kemudian orator lain
memaparkan bahwa Islam juga mengatur pengelolaan sumber daya
alam.
Di saat aksi tengah
berlangsung, perwakilan Gema Pembebasan Jawa Barat masuk ke gedung DPRD untuk melakukan
audensi dan bertemu dengan anggota DPRD, dan kemudian rekan-rekan Gema
Pembebasan disuruh untuk menunggu. Saat ditanyakan alasan harus menunggu, staff
DPRD mengatakan bahwa para anggota dewan yang terhormat sedang tidak ada di
tempat. Mendengar kabar tersebut, sontak peserta aksi berteriak “kalian bukanlah
Dewan Perwakilan Rakyat, tapi Dewan Pengkhianat Rakyat!” para peserta aksi
kemudian berteriak “PENGKHIANAT! PENGKHIANAT!” berkali-kali.
Setelah diteriaki “pengkhianat”, tidak lama kemudian
staff DPRD akhirnya mengatakan bahwa ada anggota dewan yang siap melakukan
audiensi.
Perwakilan Gema Pembebasan yang berjumlah 7 orang diterima
oleh Selly
A.
Gantina, A.Md
(Fraksi PDI-P) selaku ketua Komisi B DPRD Jawa Barat dan Drs. Maman Abdurrahman (Fraksi PAN)
sebagai wakil ketua komisi.
Ipank Fatin selaku juru bicara aksi menyatakan bahwa Gema Pembebasan menolak
dua opsi yang diajukan oleh Pemerintah, yakni pembatasan BBM bersubsidi ataupun
penaikan harga BBM. Hal ini
dinilai sebagai cara pemerintah untuk melepaskan tanggungjawabnya terhadap
masyarakat. Utusan lain dari Gema Jabar mengatakan dengan tegas “Pemerintah harus taubat dari menerapkan aturan yang mendzhalimi rakyat dan
dengan segera menerapkan Islam!”
Setelah orasi-orasi dan proses audiensi telah selesai, para peserta aksi bersalaman dengan polisi dan intel yang mengawal aksi
mereka. [] [GPJABAR]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar