Handphone. Apakah itu handphone? Yeah! Alat elektronik yang dalam bahasa Indonesianya adalah telepon genggam ini adalah alat komunikasi jarak jauh yang nirkabel. Handphone bagi banyak orang mungkin hanya dinilai sebagai alat komunikasi dan ditambah berbagai perangkat multimedia tambahan yang selalu berkembag setiap serinya, namun saya akui Allah benar-benar mengajarkan banyak hal dari handphone saya yang jadul ini.
Perkenalkan HP saya yang panggilan sayangnya adalah “SEKSIOI”. Whoops! Mungkin kalian berpikir bahwa saya mengidap kelainan jiwa karena saya berkata seperti itu, namun saya yakinkan bahwa saya masih waras meskipun cuma sedikit. Hehehe. Ehem! Kembali ke maksud pembahasan saya. Handphone dan semua benda lain yang ada di sekitar kita sebenarnya senantiasa menebarkan inspirasi Ilahiyah, namun tidak semua dari kita mau menggali makna apa yang bisa dipetik dari sederhananya peristiwa bersama benda-benda sederhana itu.
Adalah saya, monochrome, pemilik Handphone Sonny Ericsson seri K510i. yap! Hp jadul dengan fitur-fitur sederhana. Saya memang bukan orang yang senang bergonta-ganti barang. Saya berprinsip jika memang masih bisa dipakai, kenapa mesti diganti? Hehe. Begitu pula dengan hp. Meskipun banyak orang yang menyuruh saya untuk mengganti, namun saya tetap menggunakan Hp yang dibeli tahun 2007 ini. Suatu hari saat saya tengah berada di luar rumah, saya tiba-tiba menyadari bahwa Hp saya sudah tidak lagi di tangan saya. Saya kemudian meminjam Hp milik kawan, namun kecewa yang saya dapat. Awalnya saya tlp namun tidak diangkat, kemudian beberapa saat kemudian Hp saya sudah tidak aktif. Mungkin ada yang menemukan lalu mematikan dan mencabut kartunya. Saya sudah kecewa saja, lalu pulang ke kosan dengan lemas. Saya kemudian bercerita pada kawan satu kosan dan mencoba menelepon kembali Hp saya dengan berharap ada respon dari yang menemukan. Dengan setengah tidak percaya, saya mendengar nada tunggu, dan tidak lama kemudian ada yang menyapa di ujung telepon sana. Singkat cerita, saya akhirnya menemui yang menemukan SEKSIOI dan mengucapkan terimakasih yang tak terkira.
Memang kisah seperti ini sederhana atau bahkan biasa-biasa saja, namun saya akan memberitahu bagian yang tidak biasa nya: saya mengalami kejadian seperti itu sebanyak 2 kali!!
What?! Kalian masih pikir itu biasa-biasa saja? Terserah kalian deh! Terlepas dari biasa-biasa atau luarbiasanya cerita tadi, ada hal yang ingin saya bagi di situ. Bagi saya, Hp SE K510i ini mengajarkan setidaknya 2 kata: Qadha dan Roja.
Qadha adalah ketetapan Allah yang tidak bisa diganggugugat. Sekalinya Allah mengatakan ‘A’, mau atau tidak, suka atau pun tidak, baik atau pun ‘buruk’, maka akan terjadi. Kita tidak bisa mengubah keputusanNya walau setitik! Hal ini terkait juga dengan jodoh, kecelakaan, rizqi dan ketetapan Allah lainnya. Soal jodoh, kita tetap tidak akan berjodoh dengan seseorang meskipun kita sudah mengkhitbah jika Allah menyatakan seseorang itu bukan jodoh kita. Sebaliknya, meski sudah dikhitbah orang, jika memang Allah menyatakan seseorang itu jodoh kita, maka tidak akan kemana-mana. (curhat.com :p) Begitu pula dengan kecelakaan dan rizqi. Keduanya tidak akan dapat kita hindari ataupun datangkan jika memang Allah tidak menetapkan hal itu untuk kita.
Hal kedua adalah ar-Roja. Adalah manusia, dibekali dengan banyak potensi dan kemampuan untuk meraih banyak pencapaian hidup. Hanya saja kita terkadang kehilangan satu hal: SEMANGAT! Ar-Roja adalah semangat dan pengharapan. Kita manusia bisa mengarungi samudera bertahta badai, menelusuri perut bumi, hingga menembus angkasa. Kesemuanya itu tidak lain karena adanya ar-Roja. Entah bagaimana seandainya saya kehilangan pengharapan dan menghentikan pengharapan menemukan kembali Hp saya. Mungkin saya akan menjadi manusia tanpa Hp sekarang. Hehe
Cukup sekian hal yang bisa saya bagi. Pesan bang napi: jangan pernah lewatkan detil kehidupan, karena dengannya kita akan mendapatkan kearifan-kearifan sederhana yang bisa kita bagi dengan orang-orang di sekitar kita.
Tabik!
[akira]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar