13 Okt 2011

The sandals

Hai! Kalian punya sandal? Tentu saja pasti punya. Eh? Bukan! Bukan sendal-kulit formal seperti yang biasa dipakai oleh babeh-babeh, tapi sendal jeprit varietas-super seperti yang ada di sebelah kiri tulisan ini. hehe

Kalian tahu, saya sungguh senang memakai sendal dengan jenis itu! Kenapa? Yeah! Karena sendal ini sangat simple dan merakyat!

Ada beberapa orang yang kadang protes dengan pilihan alas-kaki saya ini. Yang pertama adalah orang tua saya. Saat saya pulang kampuang, saya hampir pasti dicereweti jika kedapatan memakai sendal favorit saya ini. Mereka bilang "Ih, masa calon sarjana Psikologi pake sendal jepit?" atau "jangan suka pake sendal jepit ke kampus! Gak pantes!" biasanya saya hanya menjawab cerewetan-sayang mereka dengan senyuman lebar, dan mereka biasanya tidak berkutik.

Kedua, yang suka protes adalah kawan-kawan dan sahabat saya. Suatu waktu saya memakai kemeja lengan-panjang-polos dan celana katun, namun dengan sendal jepit. Kawan saya ini menatap lekat saya dari atas hingga bawah,  dan pada akhirnya dia tertawa. Dia bilang "Whuih! Setelan dari atas udah perlente, eh di bawahnya setelan gembel juga! Haha!"

Pengalaman termutakhir saya bersama sendal favorit saya (dan sebenarnya terjadi beberapa kali) adalah saat saya berada di salah satu rumah makan yang agak perlente. Orang-orang yang berada di rumah makan itu terlihat melihat saya dengan tatapan agak merendahkan setelah melihat saya mengenakan sendal favorit ini.

Hei!
Bukankah kita sudah diajari dengan peribahasa "Don't judge a book by its cover"? Lalu mengapa kita masih judging a book by its cover?

Beberapa pengalaman kurang baik yang berkaitan dengan sendal akhirnya menjadikan saya memasang radar yang cukup peka tentang penilaian terhadap orang ataupun secara spesifik pada sendal. Akhirnya saya menemukan momennya!

Suatu hari saya ditugaskan untuk menjemput seseorang yang bergelar Ph.D. di stasiun kereta. Singkat cerita di waktu yang ditentukan, beliau akhirnya muncul, karena saya memang mengenali beliau. Kalian tahu hal apa yang membuat saya kaget? Yap! Beliau menggunakan sendal jepit swallow! Seketika saya menyunggingkan senyum. Bukan dalam rangka menertawakan beliau, namun justru merasa bahwa peribahasa yang saya kagumi itu menunjukkan kebenarannya!

Siapa yang akan mengira orang dengan setelan sendal jepit itu adalah seorang yang bergelar Ph.D.? Siapa pula yang akan mengira orang tersebut juga adalah salahseorang yang dituduh memiliki pemikiran radikal?

Maksud saya adalah manusia itu begitu kompleks dengan berbagai atribut yang ada pada dirinya. Penampilan hanyalah satu diantara banyak atribut yang dimiliki, maka jangan tertipu dan jangan terlalu cepat menilai. Berinteraksilah, berkomunikasilah, baru anda akan mendapatkan gambaran mendekati tepat tentang seseorang!


ttd,

Salman
Penyuka sendal jepit radikal!

10/13/11 3:29 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar