Di tengah keterasingan dari hawa yang menggerakkan, aku menjerumuskan diri hingga berada di dasar kebodohan seorang makhluk! Jumud menelikung, sudah pasti hambar langkah menjadi kawan selanjutnya.
Dahulu hujan-malas menyuburkan inspirasi bagi kodok2 tolol untuk mengorek. Kini pun ku rasa tak jauh berbeda! Dia bahkan mencibir mentari yang biasanya membangkitkan generasi baru dalam kehidupan! Akhirnya apa yang aku dapat? Tidak ada. Hanya menjadi bongkahan batu tanpa makna dan rasa.
Matirasa bukan lagi hal yang aneh saat kau kedinginan di bawah deras rinainya hujan. Ya! Awalnya ku berharap ada kebaikan yang tiba saat pelangi datang menghampiri pengampunan-pagi, namun kalian tahu itu sebuah kesia-siaan. Layaknya seorang anak yatim yang menunggu ayahnya untuk pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar