20 Apr 2012

أين؟

Kang, dulu saya pikir saya gak bakalan jadi gini. Jadi orang yang terbuka pikirannya di tengah manusia-manusia jumud. Jadi manusia yang berani menyerang saat oranglain hanya sibuk bertahan. Jadi manusia yang teriak menggeram saat oranglain cuma diam. Ya! Menjadi bagian dari barisan pejuang penghancur peradaban keparat yang sedang sekarat, dan menggulirkan peradaban adidaya yang akan kembali jaya, Khilafah Islam.

Tapi kang, saya bingung. Kenapa harus saya? Bukan, kang! Bukan berarti saya gak bersyukur saya jadi bagian dari manusia-manusia yang (insya Allah) tercerahkan. Tapi di mana mereka orang-orang "yang harusnya" ada lebih dulu sebelum saya gabung? Masih belum ngerti, kang? Oke saya perjelas, kang!

DI MANA ORANG-ORANG YANG DILABELI KAUM INTELEK?! KENAPA ORANG BODOH SEPERTI SAYA YANG HARUS BERJIBAKU DAHULU DENGAN BUKU-BUKU YANG BERISI ISTILAH-ISTILAH ANEH ITU?!

DI MANA ORANG-ORANG YANG DILABELI SEBAGAI PENGUSAHA MUSLIM ITU?! KENAPA ORANG FAKIR SEPERTI SAYA YANG HARUS MENGURANGI JATAH MAKAN BERHARI-HARI UNTUK BISA MENYELENGGARAKAN EVENT YANG BERTUJUAN MENYADARKAN UMMAT?!

DI MANA PARA ULAMA' YANG HARUSNYA ADA DI BARISAN DEPAN JAUH SEBELUM KAMI BERADA?! KENAPA KAMI YANG BACA HURUF HIJAIYAH SAJA SULIT YANG HARUS BERADA DI BARISAN TERDEPAN?!

Jawab, kang! DEMI ALLAH SAYA SAKIT HATI!!! 

KENAPA SAYA YANG BELUM LAYAK INI YANG JUSTRU NGOTOT?! KENAPA MEREKA "YANG SEHARUSNYA" MALAH ONGKANG-ONGKANG KAKI?!

"Karena kamu lah yang kelak menggantikan posisi mereka. Kamu yang akan jadi seorang intelektual, kamulah yang akan jadi aghniya layaknya Abdurrahman bin Auf, KAMULAH YANG AKAN JADI ULAMA'!"

Kalau begitu, cukuplah kesakithatian ini berhenti sampai hari ini, kang. Karena saya akan mencukupkan diri sebagai orang bodoh sampai hari ini. Karena saya akan mencukupkan diri melabeli diri saya sebagaiorang faqir dalam harta sampai hari ini. Karena saya akan mencukupkan diri menjadi seorang yang jahil dalam agama sampai hari ini!
read more

4 Apr 2012

Reportase Dialogika Gerakan Mahasiswa Pembebasan Komsat Pembebasan Utara

 
“Yang salah itu SBY, bukan rakyat. Maka dari itu, SBY harus segera diturunkan dan rezim sekarang sudah tidak layak dipertahankan.” Begitulah kira-kira respon dari Presiden Mahasiswa (Ketua BEM Politeknik Negeri Bandung) ketika merespon pernyataan salah seorang wanita, peserta Dialogika (28/3) yang berpendapat bahwa kenaikan harga BBM saat ini memang harus pemerintah lakukan, karena ini semua untuk kebaikan rakyat dan rakyat tidak berhak menyalahkan pemerintah dengan kenaikan harga BBM ini.

Acara yang diadakan oleh Gema Pembebasan (Gerakan mahasiswa Pembebasan) komisariat Pembebasan POLBAN ini memang menarik dan banyak mengundang perhatian masyarakat kampus Politeknik Negeri Bandung. Hal ini disebabkan salah satunya karena acara ini diadakan ditengah-tengah kantin PUJASERA yang notabene tempat tersebut merupakan salah satu pusat berkumpulnya mahasisiwa di kampus ini.

Acara yang mengambil judul “KENAIKAN HARGA BBM: ASING UNTUNG, RAKYAT BUNTUNG” ini menghadirkan pembicara dari BEM KEMA POLBAN dan disandingkan dengan pembicara dari Gema Pembebasan.

Bima Gusti Tresna selaku Ketua BEM Politeknik Negeri Bandung menjelaskan bahwa rencana kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang mengkhianati rakyat, sekaligus mengkhianati konstitusi. Beliau pun menegaskan bahwa inilah bukti bahwa negeri ini tidak pernah terbebas dari penjajahan asing. “Alasan-alasan pemerintah saat ini untuk menaikkan harga BBM jelas merupakan pengkhianatan kepada rakyat sekaligus pengkhianatan kepada konstitusi, karena kebijakan itu sama sekali bukan untuk kepentingan rakyat, bahkan hanya akan menguntungkan asing.” tegasnya.

Faisal Anugrah selaku pembicara dari Gema Pembebasan mengatakan hal yang kurang lebih serupa dengan apa yang disampaikan oeh Bima, tetapi ia kemudian mengomentari mengenai orang-orang yang masih menganggap bahwa pemerintah saat ini masih baik dan pro terhadap rakyat. Ia menegaskan “Kenaikan harga BBM ini bukan masalah agar hidup ini hemat ataupun agar kita menjadi sabar dengan apa yang terjadi, Tetapi kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang jelas-jelas menguntungkan asing. Kalo ada maling yang datang ke rumah kita, bukan lantas kita bersabar dengan hal itu, atau berprasangka baik dengan maling tersebut, tetapi kita harus meneriakkan bahwa maling itu telah mencuri dan berbuat kejahatan.”

Di akhir acara, meskipun masih banyak peserta yang ingin bertanya, Bima menyatakan bahwa apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk kemajuan negeri ini, maka lakukanlah. Mulailah dari diri sendiri dan lingkungan terdekat.

Sedangkan Faisal dari Gema Pembebasan menyatakan bahwa inilah dampak diterapkannya sistem Kapitalisme, maka kita harus menyadari bahwa apa yang kita lakukan saat ini bukanlah hanya menuntut agar SBY turun, tetapi menuntut agar sistem rusak yang sedang diterapkan saat ini oleh SBY harus diganti dengan sistem yang benar, yaitu Sistem Islam dalam bingkai Daulah Khilafah. Karena itu, salah satu tugas mahasiswa adalah terus melakukan edukasi atau penyadaran kepada masyarakat bahwa inilah hasil dari diterapkannya sistem kapitalisme-demokrasi, dan seharusnya mahasiswa senantiasa memberikan pemahaman-peahaman yang benar kepada masyarakat bahwa hanya Islamlah satu-satunya solusi. [Tim GP Bandung]
read more